Rabu, 01 Mei 2013

TUGAS TEKNOLOGI LABOR KALORIMETER


I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu peternakan berkaitan erat dengan berbagai ilmu lainnya seperti kesehatan, ekonomi, sosial, biologi, kimia dan lain-lain. Bila berkaitan dengan biologi dan kimia tidak dapat dihindarkan dengan laboraturium dan alat-alatnya yang dipelajari dalam ilmu teknik laboraturium. Teknik laboraturium merupakan ilmu yang mempelajari alat-alat laboraturium, cara penggunaannya, perawatannya dan tata cara praktik laboraturium. Salah satu dari jenis alat-alat laboraturium adalah kalorimeter.
1.2. Rumusan masalah
Adapun pembahasan makalah ini adalah : (a) pengertian kalorimeter; (b) pengertian kalorimetri; (c) jenis-jenis calorimeter dan bagian-bagiannya
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahsiswa yang mengambil matakuliah teknik laboraturium dapat mengetahui apa itu calorimeter, fungsinya, bagian-bagiannya dan jenis-jenis kalorimeter.











II. KALORIMETER
2.1. Pengertian Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pengukuran jumlah kalor yang diserap atau dilepas pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri.
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain disebut kalor. (Syukri S, 1999). Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter. Dengan menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. (Petrucci,1987).

2.2 Kalorimetri
Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalorimetri berasal dari bahasa Latin yaitu kalor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi karbondioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavosier (1780) mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal itu membenarkan teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan kalorimetri langsung (direct calorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suhu tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas.





2.3 Jenis Kalorimeter dan Komponen Penyusunnya

Berdasarkan jenisnya, kalorimeter dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter larutan.

2.3.1. Kalorimeter Bom dan komponen Penyusunnya

Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan.

Gambar 1.1. bagian-bagian Kalorimeter bom


Kalorimeter bom terdiri dari berbagai komponen sebagai berikut: (a) Termometer berguna  untuk mengukur suhu; (b) Pengaduk berguna untuk mengaduk air pendingin; (c) Katup oksigen untuk memasukkan oksigen dari tabung; (d) Cawan untuk meletakkan bahan/sampel yang akan di bakar; (e) Kawat penyala untuk membakar; (f) Bom yaitu tempat terjadinya pembakaran; (g) Jacket air yaitu jacket untuk peletakan bom.

Gambar 1.2. Kalorimeter bom

2.3.2. Kalorimeter Larutan dan Komponen Penyusunnya

Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran. Pada kalorimeter ini, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.





Kalorimeter sederhana, terbuat dari polistiren yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer.
Bagaimanapun alat ini tidak dapat digunakan untuk reaksi yang berlangsungnya terlalu lama, karena rambatan kalornya sulit dicegah. Alat ini disebut kalorimeter larutan karena hanya dapat digunakan untuk reaksi yang menyangkut larutan saja, sehingga dapat berlangsung cepat, pengadukan tidak sulit dan suhu tertinggi larutan dapat dicatat dengan cepat.  Seperti menentukan perubahan entalpi suatu reaksi netralisasi antara HCl(aq) dengan NaOH(aq).


Gambar 1.3. Kalorimeter larutan












III.PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a)      Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.
b)       Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter.
c)       Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar.
d)       Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan.






















DAFTAR PUSTAKA