NAMA :
INDRA JONI
NIM :
11181103547
MAKUL :
MIKROBIOLOGI HASIL TERNAK
KINERJA MIKROBIOLOGI ( BAKTERI,
KAPANG ) PADA PRODUK HASIL TERNAK
A. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi dalam Ali, 2008). Setiap sel tunggal mikroorganisme
memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat
dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan
sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang
tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri
yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan
menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena
ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang
telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan
disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk
perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah
ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah
ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat
(Darkuni dalam Ali, 2008).
Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme
memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan. Sekilas, makna praktis dari mikroorganisme disadari tertutama
karena kerugian yang ditimbulkannya pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Misalnya dalam bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan
mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat
kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang lain mikroorganisme tampil
merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih menonjol (Ali, 2008)
B.
Peran Mikroba Dalam Pemanfaatan Berbagai Macam Produk Olahan
Mikroba yang ada di sekeliling kita mempunyai manfaat yang
sangat besar, salah satunya untuk pengolahan makanan. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat untuk pengolahan makanan,
yaitu: mikroba jenis bakteri dan mikroba jenis jamur.
Mikroba jenis bakteri yang digunakan
dalam pemanfaatan berbagai macam produk adalah: Lactobacillus ,Streptococcus,
Pediococcus cerevisiae, Acetobacter. Pada mikroba jenis fungi yang
digunakan dalam pemanfaatan berbagai macam produk adalah Jamur Rhyzopus
oryzae, Neurospora sitophila, Aspergillus wentii dan Aspergillus
oryzae, Saccharomyces cerevisiae.
1. YOGHURT
Yoghurt merupakan minuman hasil kerjasama dengan
mikroorganisme. Tidak sembarangan mikroorganisme yang dapat membantu proses
pembuatan yogurt, terdapat dua bakteri utama yang membantu proses fermentasi
yogurt diantaranya adalan Streptococcus thermophilus dan Lactobicillus
bulgaricus. Pada dasarnya kerja kedua bakteri ini yaitu menghasilkan asam
laktat sehingga rasa dari yogurt tersebut menjadi asam. Asam laktat ini dapat
membantu menjaga keseimbangan mikroflora pada usus. Tingkat keasaman yang
dihasilkan mampu menghambat bakteri penyebab penyakit yang pada umumnya tidak
tahan terhadap asam.
Streptococcus thermophilus merupakan bakteri gram-positif
yang bersifat anaerob. S.thermophilus merupakan bakteri yang paling komersial
dari semua bakteri yang penghasil asam laktat. S.thermophilus banyak digunakan
pada pembuatan keju, fermentasi makanan. S.thermophilus memiliki peran sebagai
probiotik, mengurangi gejala intoleransi laktosa dan gangguan gastrointestinal
lainnya. Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang membantu dalam proses
fermentasi yoghurt. Bakteri ini pertamakali diidentifikasi oleh seorang dokter
yang bernama Stamen grigorov pada tahun 1905 asal Bulgaria. Bakteri ini
mengubah laktosa menjadi asam laktat. Asam ini sekaligus dapat mengawetkan susu
dan mendegradasi laktosa sehingga orang yang toleran terhadap susu murni dapat
mengkonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah kesehatan.
Proses Fermentasi Yoghurt
Fermentasi adalah proses yang berlangsung
dalam keadaan anaerob, dimana dalam proses ini tidak melibatkan serangkaian
transfer elektron yang dikatalisis oleh enzim yang terdapat dalam membran sel.
Yoghurt
berasal susu yang
kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan membentuk asam laktat. Bakteri
yang biasa digunakan dalam proses pembuatan yogurt adalah bakteri Bifidobacterium
sp.,Lactobacillus sp. atau bakteri Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.
Bakteri-bakteri
ini yang akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu
menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein
pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa
asam dan kental, inilah bentuk yoghurt dasar yang telah jadi.
Cara
Pembuatan Yoghurt
1.
Siapkan susu yang sudah
dicairkan dengan air matang sebanyak 1 liter lalu tambahkan susu krim sebanyak
15%.
2.
Masak dengan api kecil
sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai mendidih. Hal ini
hanya bertujuan untuk menguapkan air sehingga nantinya akan terbentuk gumpalan
atau solid yoghurt.
3.
Jika sudah, solid yoghurt
lalu diangkat dan didinginkan kira-kira sampai hangat-hangat kuku baru kemudian
ditambahkan bibit yoghurt sebanyak 2 – 5% dari jumlah yoghurt yang sudah
mengental tadi. Bibit yoghurt memang tidak dijual di pasaran secara bebas
tetapi dapat anda peroleh disalah satu toko. Atau secara sederhananya kita
dapat menggunakan yogurt yang plain (tanpa rasa tambahan), tanpa gula dan tanpa
aroma sebagai bibit yoghurt.
4.
Diamkan selama 24 jam dalam
wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam dan bentuk yang kental .
5.
Semakin tinggi total
solidnya maka cairan bening yang tersisa semakin sedikit, dan yoghurt yang
dihasilkan semakin bagus. Solid yoghurt yang belum diberikan tambahan rasa ini
dapat juga dijadikan bibit yoghurt untuk pembuatan selanjutnya.
6.
Setelah berbentuk yoghurt
dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat asamnya, bahkan bisa
ditambahkan dengan perasa tambahan makanan seperti rasa jeruk, strawberry dan
leci yang dapat kita peroleh di apotek-apotek. Yoghurt dapat disajikan tidak
hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat disajikan bersama salad buah sebagai
sausnya ataupun sebagai bahan campuran es buah.
7.
Yoghurt yang sudah jadi
dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca. Kalaupun kita ingin
menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal, akan tetapi bila ingin
menyimpan yoghurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan wadah kaca.
2. KEJU
Susu memiliki reputasi yang baik sebagai makanan
yang sangat bergizi. Sayangnya, kandungan gizi yang tinggi tidak hanya menarik
bagi manusia. Jika dibiarkan untuk waktu yang lama, nutrisi yang ada di dalam
susu memungkinkan mikroorganisme untuk tumbuh sehingga menyebabkan susu tidak
layak untuk konsumsi manusia. Pada zaman kuno, cara utama untuk mengawetkan
susu adalah untuk mengubahnya menjadi keju.
Para sejarawan percaya bahwa keju menjadi bagian
dari diet manusia sekitar 800 tahun yang lalu, sehingga merupakan makanan yang
pertama difermentasi. Kemungkinan dihasilkan secara tidak sengaja melalui
praktek membawa susu dalam kantong yang terbuat dari perut hewan. Enzim dalam
cairan pencernaan dari perut dan bakteri dalam susu bekerja sama untuk
membentuk dadih (curd) dan kemudian keju mentah.Menurut FDA, keju adalah produk yang dibuat dengan cara
mengkoagulasikan kasein susu, susu krim atau susu yang kaya dengan krim.
Koagulasi dapat dilakukan dengan
koagulasi garam, asam atau enzim, pemekatan atau kombinasinya (Zubaidah, 1998).
Setelah dikoagulasi, curd (padatan yang sebagian besar
kandungannya protein) yang dihasilkan diperam, ada juga jenis keju yang tidak
melalui pemeraman (Anonymous, 2003).
Jenis keju yang dihasilkan tergantung dari bermacam-macam
faktor. Menurut Kordylas (1991), faktor penting dalam pembuatan keju adalah
kandungan air dan pemeraman. Berdasarkan pada kandungan airnya keju dibagi dua
kelas yaitu keju lunak yang mengandung 40-75% air yang mudah busuk dan keju
keras yang mengandung 30-40 % air yang dapat disimpan beberapa tahun di bawah
kondisi penyimpanan yang baik. Keju merupakan salah satu bahan pangan dengan daya simpan
yang baik dan kaya akan protein, lemak, kalsium, fosfor, riboflavin dan
vitamin-vitamin lain dalam bentuk pekat (Daulay, 1991).
Proses fermentasi keju
Keju dadih sejati adalah massa susu fermentasi
yang dipadatkan. Susu biasanya dari sapi, namun susu kambing dan susu domba
juga digunakan sebagai bahan baku keju. Fermentasi dilakukan oleh bakteri yang
menghasilkan laktat dengan fermentasi laktosa (gula susu). Laktat menghambat
pertumbuhan organisme lain yang akan merusak makanan atau menyebabkan penyakit.
Dalam pembuatan keju, pada perlakuan awal, 2 spesies yang paling umum digunakan
bakteri Lactobacillus casei dan Streptococcus lactis.
Pembuatan keju modern menggunakan susu bebas bakteri yang kultur bakteri murni
ditambahkan sehingga populasi bakteri dalam keju mudah diprediksi dan aman
untuk dimakan.
Proses mengental selama pembuatan keju yang
terjadi dalam kondisi asam disebabkan oleh (asam laktat) laktat yang
diekskresikan oleh bakteri. Selama waktu pematangan keju, bakteri dalam dadih
(curd) mati dan dicerna oleh enzim mereka sendiri (suatu proses yang disebut
dengan otolisis). Ini mengeluarkan zat yang rasa keju. Bakteri yang
menghasilkan asam propionat bertanggung jawab atas rasa khas tersebut, dan karbon
dioksida bertanggung jawab atas ‘lubang-lubang’ yang terdapat pada keju.
Cara pembuatan keju
Prinsip pembuatan keju adalah bahwa protein dalam keju
mengalami flokulasi dan mengikutkan 90% lemak susu dalam pengolahan. Keju dapat
dibuat dengan mengendapkan protein menggunakan suatu asam. Asam tersebut dapat
dihasilkan oleh bakteri atau asam yang ditambahkan. Apabila menggunakan asam,
dapat digunakan asam asetat, asam laktat, asam sitrat dan dapat pula digunakan
asam alami seperti sari buah sitrun. Susu dipanaskan 80-90ºC dan asam
ditambahkan berupa tetesan sambil dilakukan pengadukan sampai massa terpisah,
setelah curd ditiriskan, dapat diproses lebih lanjut (Daulay, 1991).
Teknik dan variasi pembuatan keju dapat
dilakukan/dikembangkan menurut kreativitas yang tak terbatas. Misalnya dengan
penambahan biji-bijian, herba, minuman beralkohol, potongan buah-buahan dan
pewarna ke dalam curd. Pewarna yang digunakan biasanya adalah
merah annatto. Penambahan garam ke dalam keju biasanya adalah
untuk menurunkan kadar air dan sebagai pengawet (Daulay, 1991).
Di
dunia terdapat beragam jenis keju. Menurut Daulay (1991), seluruhnya memiliki
prinsip dasar yang sama dalam proses pembuatannya, yaitu:
Gambar
proses pembuatan keju
·
Pasteurisasi
susu: dilakukan pada susu 70°C, untuk membunuh seluruh bakteri pathogen.
·
Pengasaman
susu. Tujuannya adalah agar enzim rennet dapat bekerja
optimal. Pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan lemon jus, asam tartrat,
cuka, atau bakteri Streptococcus lactis. Proses fementasi
oleh streptococcus lactis akan mengubah laktosa (gula susu)
menjadi asam laktat sehingga derajat keasaman (pH) susu menjadi rendah
dan rennet efektif bekerja.
·
Penambahan
enzim rennet. Rennet memiliki daya kerja yang kuat, dapat
digunakan dalam konsentrasi yang kecil. Perbandingan antara rennet dan
susu adalah 1:5.000. Kurang lebih 30 menit setelah penambahan rennet ke
dalam susu yang asam, maka terbentuklah curd. Bila temperatur
sistem dipertahankan 40 derajat celcius, akan terbentuk curd yang
padat. Kemudian dilakukan pemisahan curd dari whey.
·
Pematangan
keju (ripening). Untuk menghasilkan keju yang berkualitas,
dilakukan proses pematangan dengan cara menyimpan keju ini selama periode
tertentu. Dalam proses ini, mikroba mengubah komposisi curd, sehingga
menghasilkan keju dengan rasa, aroma, dan tekstur yang spesifik. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi penyimpangan seperti temperatur dan kelembaban udara
di ruang tempat pematangan. Dalam beberapa jenis keju, bakteri dapat
mengeluarkan gelembung udara sehingga dihasilkan keju yang berlubang-lubang.
3.YAKULT
Yakult adalah minuman susu fermentasi, yang dibuat dengan cara
memfermentasi susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup
Lactobacillus casei Shirota strain. Di dalam setiap botol Yakult terdapat lebih
dari 6,5 milyar bakteri L. Casei Shirota Strein yang mampu
melewati asam lambung dan cairan empedu sehingga dapat berperan secara maksimal
di dalam usus. Pada tahun 1930, almarhum Dr. Minoru Shirota, pendiri perusahaan
Yakult, telah berhasil mengkulturkan berbagai jenis bakteri asam laktat dan
memilih satu jenis bakteri yang bersifat paling tahan terhadap cairan
pencernaan (Sumber: www. Yakult.co.id).
Di samping itu, Dr. Minoru Shirota juga memperkuatnya
sehingga menjadi strain baru yang unggul. Karena itu, berbeda dengan bakteri
lain, bakteri ini dapat menaklukkan berbagai hambatan fisiologis seperti asam
lambung dan cairan empedu sehingga dapat mencapai dan bertahan hidup dalam usus
manusia (Sumber: www. Yakult.co.id).
Dari dalam usus bakteri ini membantu meningkatkan kesehatan
kita dengan cara mengaktifkan sel-sel kekebalan, meningkatkan jumlah bakteri
berguna, dan mengurangi jumlah bakteri yang merugikan (Sumber: www.
Yakult.co.id).
Menurut
Margawani (1995), Lactobacilllus casei adalah galur unggul yang mudah dan cocok
untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain bakteri ini mampu
bertahan dari pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan dalam cairan empedu
sehingga mampu bertahan hidup hingga usus halus.
Peranan
lain terhadap kesehatan manusia adalah
·
untuk
memperbaiki penyerapan kalsium pada usus,
·
melancarkan
buang air besar,
·
penyerapan
bahan karsinogenik,
·
membunuh
bakteri patogen dan bersifat anti tumor
·
memberi
efek menguntungkan pada usus halus dengan meningkatkan keseimbangan
mikroorganisme dalam saluran pencernaan.
Proses
fermentasi Yakult
Proses pembuatan yakult adalah dengan cara memfermentasi
campuran susu bubuk skim dan glukosa menggunakan bakteri Lactobacillus
casei Shirota strain. Yakult dibuat dari bahan-bahan bakteriLactobacillus
casei Shirota strain hidup, susu bubuk skim, sukrosa dan glukosa,
perisa, air, serta yakult ini tidak menggunakan bahan pengawet.
Yakult dapat bertahan sejak pembuatannya sampai dengan
tanggal kadaluwarsa tanpa menggunakan pengawet adalah dikarenakan asam laktat
yang dihasilkan secara alami selama proses fermentasi dapat memperpanjang umur
simpannya, pembuatannya secara hygienis penyimpanannya pada suhu dibawah 10°C.
Yakult merupakan produk susu fermentasi dengan menggunakan
starter tunggal yaitu Dornic atau 0,5% asam Lactobacillus casei. Kecepatan
pertumbuhan bakteri ini berkisar 50 laktat setelah 48 jam. Lactobacillus casei
berbentuk batang tunggal dan termasuk golongan bakteri heterofermentatif,
fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih kecil dari pada Lactobacillus
bulgaricus, Lactobacillus acidophillus, dan Lactobacillus helveticus.
Lactobacillus casei akan merubah ribosa menjadi asam laktat dan asam asetat,
perubahan ribosa diinduksi oleh faseketolase (Kurman, 1992).
Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang ada di
dalam susu menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat yang lebih sederhana
misalnya glukosa dan galaktosa seperti yang terdapat dalam produk yakult.
Cara
pembuatan Yakult
Pembuatan yakult menurut Kurman (1992) adalah dengan cara
mensterilisasi susu terlebih dulu selama 3 sampai 4 detik, kemudian ditanamkan
Lactobacillus casei pada suhu 140 °C selama empat hari. Nilai gizi yakult yaitu
protein (Strain shirota) diinkubasi pada suhu 37° C, 1,2%, lemak 0,1%, mineral
0,3%, karbohidrat 16,5%, air 81,9%, dan nilai kalori tiap 100 gram.
Lactobacilllus casei adalah galur unggul yang mudah dan cocok untuk
dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain bakteri ini mampu bertahan
dari pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan dalam cairan empedu sehingga
mampu bertahan hidup hingga usus halus.
Langkah pertama produksi susu ini disebut dengan proses
pembibitan dimana bakteri Lactobacillus casei yang khusus didatangkan dari
Jepang dicampur dengan glukosa dan susu bubuk skim. Glukosa merupakan media
bagi bakteri ini untuk hidup. Pembelahan bakteri ini cukup lama sekitar 1 hari
setiap pembelahannya. Proses ini dilakukan selama 1-4 hari didalam inkubator,
setelah itu dipindakan kedalam inkubator yang berisi sukrosa & aroma untuk
membentuk yakon (Yakult Konsentrat) selama 1 minggu. Kemudian diencerkan dengan
air dan dikemas didalam botol plastik yang dibuat dari polistiren.
Tahapan Proses Pembuatan Yakult:
1. Tangki pelarutan
Bahan-bahan utama yaitu susu bubuk
skim dan glukosa dicampur dengan air dan ditampung dalam tangki pelarutan.
2. Tangki pembibitan
Dalam tangki ini bibit bakteri Lactobacillus
Casei Shirota Strain disiapkan dan dikembangbiakkan.
3. Tangki fermentasi
Selanjutnya
bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain dicampu
dengan campuran bahan-bahan di no. 1 diatas dan dimasukkan kedalam tangki
fermentasi.
3. Proses homogenizer
Tahap berikutnya dilakukan proses
Homogenizer dan diawasi secara ketat.
4.
Tangki pencampur
Hasil
proses homogenizer tersebut dicampur dengan sirup dari tangki sirup dan
disimpan dalam tangki pencampur.
5.
Tangki penampung
Kemudian
hasil dari proses no. 4 tersebut dicampur dengan air yang sudah di sterilisasi
dan ditampung didalam tangki penampung.
6.
Mesin pembuat botol
Untuk
menjaga higienitas dari Yakult, maka proses pembuatan botol dilakukan sendiri
oleh Yakult Indonesia.
7.
Mesin pengisian
Selanjutnya
minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di botol tersebut juga dicetak
semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dll.
8.
Mesin pengepakan
Botol-botol
yang sudah terisi untuk selanjutnya dikemas dalam kemasan dimana 1 kemasan (
packing ) terdiri dari 5 botol Yakult.
9.
Ruang pendingin
Kemasan
yang berisi botol Yakult disimpan dalam ruang pendingin untuk menjamin kualitas
dari minuman kesehatan Yakult.
10.
Distribusi
Dari
ruang pendingin tersebut selanjutnya Yakult siap didistribusikan ke pelanggan
melalui sistem penjualan langsung ( Direct Sales ) untuk dikirim ke toko-toko
dan supermarket maupun melalui sistem penjualan oleh Ibu-ibu Yakult Lady untuk
dikirim ke rumah-rumah setiap hari.
3. MINUMAN ANGGUR (WINE)
Anggur (atau juga populer disebut
dalam bahasa Inggris: wine) adalah minuman beralkohol yang
dibuat dari sari anggur jenisVitisviniferayang biasanya hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat
lintang utara dan selatan. Minuman beralkohol yang dibuat dari sari buah lain
yang kadar alkoholnya berkisar di antara 8% hingga 15% biasanya disebut sebagai
wine buah (fruit wine). Anggur adalah minuman yang populer di banyak
negara. Negara-negara yang penduduknya meminum anggur paling banyak (menggunakan
data tahun 2000) adalah: Perancis, Italia, Amerika
Serikat, Jerman, Spanyol, Argentina, Britania
Raya, Republik Rakyat Cina, Rusia, dan Rumania.
Anggur
dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur. Ada beberapa jenis
minuman anggur yaitu, Red Wine, White Wine, Rose
Wine, Sparkling Wine, Sweet Wine, dan Fortified
Wine:
·
Red
Wine adalah
wine yang dibuat dari anggur merah (red grapes). Beberapa jenis anggur
merah yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia adalah merlot,
cabernet sauvignon, syrah/shiraz, dan pinot noir.
·
White
Wine adalah
wine yang dibuat dari anggur putih (white grape). Beberapa jenis anggur
hijau yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia adalah chardonnay,
sauvignon blanc, semillon, riesling, dan chenin blanc.
·
Rose
Wine adalah
wine yang berwarna merah muda atau merah jambu yang dibuat dari anggur merah
namun dengan proses ekstraksi warna yang lebih singkat dibandingkan dengan
proses pembuatanRed Wine. Di daerah Champagne, kata Rose Wine mengacu
pada campuran antara White Wine danRed Wine.
·
Sparkling
Wine adalah
wine yang mengandung cukup banyak gelembung karbon dioksida di dalamnya. Sparkling
Wine yang paling terkenal adalah Champagne dari
Prancis. Hanya Sparkling Wine yang dibuat dari anggur yang
tumbuh di desa Champagne dan diproduksi di desa Champagne yang boleh disebut
dan diberi label Champagne.
·
Sweet
Wine adalah
wine yang masih banyak mengandung gula sisa hasil fermentasi (residual sugar)
sehingga membuat rasanya menjadi manis.
·
Fortified
Wine adalah
wine yang mengandung alkohol lebih tinggi dibandingkan dengan wine biasa
(antara 15% hingga 20.5%). Kadar alkohol yang tinggi ini adalah hasil dari
penambahan spirit pada proses pembuatannya.
Proses
Pembuatan Wine
Gambar
proses pembuatan wine
Proses
Fermentasi
Fermentasi wine adalah proses dimana juice anggur
bersama-sama dengan bahan yang lain yang diubah secara reaksi biokimia oleh
khamir dan menghasilkan wine. Bahan untuk proses fermentasi adalah gula
ditambah khamir yang akan menghasilkan alkohol dan CO2. CO2 akan
dilepaskan dari campuran wine menuju udara dan alkohol akan tetap tinggal di
fermentor. Jika semua gula buah sudah diubah menjadi alkohol atau alkohol telan
mencapai sekitar 15% biasanya fermentasi telah selesai atau dihentikan. Selama
fermentasi sering ditambahkan nitrogen dan mikro nutrien guna mencegah produksi
gas H2S. Jika gas ini muncul akan menyebabkan bau yang tidak enak.
Selama
fermentasi, cairan yang dihasilkan disebut “must”. Guna mencegah tumbuhnya
bakteri pada must maka dilakukan pengadukan. Must mulai bergelembung pada jam
ke 8 – 20. Tahap awal proses fermentasi ini pada red wine adalah 5 – 10 hari,
white wine 10 – 15 hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan tahap kedua.
Dalam tahap kedua fermentasi, wine dipindahkan ke fermentor
yang tidak boleh adanya oksigen asuk. Pada tahap ini akan dihasilkan alkohol
dalam kadar yang lebih tinggi. Tergantung dari bahan yang digunakan, wine dapat
berasa lebih manis atau alkohol dan ini akan mempengaruhi pada harga di pasar.
Khamir
adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi juice buah menjadi wine. Khamir
yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp.
Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam
perombakan ini diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika
tidak tersedia pada bahan baku. Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium
fosfat sebagai sumber nitrogen.
5.
MENTEGA
Mentega atau disebut juga buttermilk dihasilkan
dari susu skim atau susu rendah lemak dengan bantuan bakteri asam laktat.
Buttermilk mempunyai karakteristik pada tekstur, rasa asam dan aroma. Tekstur dihasilkan
dari pemecahan dadih. Aroma dan rasa disebabkan oleh diasetil, asetildehid dan
produk metabolik lain dilepaskan oleh bakteri fermentasi. Kultur yang digunakan
untuk membuat buttermilk merupakan kultur asam laktat yang terdiri dari Streptococcus
cremoris, S.diacetylactis, dan Leuconostoc cremoris. Jenis
biakan bakteri pemula (starter culture) berbeda diantara pabrikan (manufaktur)
dan beberapa menggunakan Lactobacillus bulgaricus untuk
membuat butter milk Bulgaria. Produksi asam dan pembentukan dadih dihasilkan
oleh Streptococcus cremoris sedangkan aroma dan rasa
dihasilkan dari metabolisme dan multifikasi oleh dua jenis bakteri yang lain
yaitu : S.diacetylactis, dan Leuconostoc cremoris.
Cara
pembuatan mentega
Mentega dapat dibuat dari lemak hewani, yakni salah
satunya diproduksi dari lemak beef yang disebut oleo-margarine. Mentega
sedikitnya mengandung 80% lemak dari total beratnya. Sisanya (kurang lebih
17-18%) terdiri dari turunan susu skim, air, atau protein kedelai cair. Dan
sisanya 1-3% merupakan garam, yang ditambahkan sebagai flavor.
Proses
Pembuatan :
1.
Tahap Netralisasi Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak
bebas dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan
basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock). Netralisasi
dengan kaustik soda (NaOH) banyak dilakukan dalam skala industri, karena lebih
efisien dan lebih murah dibandingkan dengan cara netralisasi lainnya.
2.
Tahap Bleaching (pemucatan) Pemucatan ialah suatu proses pemurnian untuk
menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan
dilakukan dengan mencampur minyak dengan sejumlah kecil adsorben, seperti
bleaching earth (tanah pemucat), dan karbon aktif. Zat warna dalam minyak akan
diserap oleh permukaan adsorben dan juga menyerap suspensi koloid (gum dan
resin) serta hasil degradasi minyak misalnya peroksida. (Ketaren,1986).
3.
Tahap Hidrogenasi Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan
jalan menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan
mengurangi ketidakjenuhan minyak atau lemak, dan membuat lemak bersifat
plastis. Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari
rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Proses hidrogenasi dilakukan
dengan menggunakan hydrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai
katalisator. Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses
hidrogenasi daripada katalis yang lain (palladium, platina, copper chromite).
Hal ini karena nikel lebih ekonomis dan lebih efisien daripada logam lainnya.
Nikel juga mengandung sejumlah kecil Al dan Cu yang berfungsi sebagai
promoter dalam proses hidrogenasi minyak.
4.
Tahap Emulsifikasi Proses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan minyak
dengan cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada suhu 80oC
dengan tekanan 1 atm. Terdapat dua tahap pada proses Emulsifikasi yaitu:
a.
Proses pencampuran emulsifier fase minyak Emulsifier fase minyak merupakan
bahan tambahan yang dapat larut dalam minyak yang berguna untuk menghindari
terpisahnya air dari emulsi air minyak terutama dalam penyimpanan. Emulsifier
ini contohnya Lechitin sedangkan penambahan b- karoten pada mentega sebagai zat
warna serta vitamin A dan D untuk menambah gizi.
b.
Proses pencampuran emulsifier fase cair Emulsifier fase cair merupakan bahan
tambahan yang tidak larut dalam minyak. Bahan tambahan ini dicampurkan ke dalam
air yang akan dipakai untuk membuat emulsi dengan minyak. Emulsifier fase cair
ini adalah : garam untuk memberikan rasa asin TBHQ sebagai bahan anti oksidan
yang mencegah teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak menjadi rusak dan
berbau tengik · Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet (Bailey’s,1950). Vitamin
A dan D akan bertambah dalam minyak. Selain itu minyak akan berbentuk emulsi
dengan air dan membentuk margarin. Beberapa bahan tambahan seperti garam, anti
oksidan dan Natrium benzoat juga akan teremulsi dalam mentega dalam bentuk
emulsifier fase cair.