Sabtu, 06 Juli 2013

CONTOH PROPOSAL BANTUAN SAPI



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalammendukung program pemerintah dalam swasembada daging tahun 2014, diharapkan seluruh lapisan masyarakat ikut berpartisipasi  dalam mensukseskan program pemerintah tersebut. Berbagai tindakan dapat dilakukan untuk keberhasilan program swasembada daging, salah satu diantaranya adalah meningkatkan produksi ternak. Dalam hal ini pemerintah emberikan kesempatan pada asarjana peternakan untuk mlakukan pengembangan produksi ernak tersebut melalui program “sarjana Membangun Desa (SMD)”. Program ini dilakukan di daerah-daerah berptansi dalam pengembangan produksi ternak, termasuk produksi ternak sapi potong.
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sangat bagus dalam mengebangkan agribisnis peternakan baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Pengembangan peternakan ini juga dapat dilakukan di Kabupaten Karo yang memilki daerah areal pertanian yang luas. Kondisi alam yang baik berpotensial untuk pengembangan ternak, khususnya ternak sapi potong. Namun, saat ini potensi belum dapat dikelola dan dieksploitas secara efisien, efektif dan optimal.
Kebutuhan akan konsumsi daging dan produk produj peternakan dalam negeri semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, eningkatan pendapatan serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi termasuk kebutuhan protein hewani asal ternak sebesar 6gr /kapita /hari masih jauh dari terpenuhi. Dengan meningkatnya permintaan tersebut, memberikan peluang yang besar untuk berkembanganya usaha agribisnis peternakan.
Beberapa permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mengembangkan peternakan adalah peluang ekspor yang belum dimanfaatkan secara maksiamal, sumber daya pakan yang minimal, belum adanya bibit unggul produk nasional, kualitas produk yang masih belum standar, efisiensi dan produktivitas yang rendah, sumber daya manusia yang belum dimanfaatkan secara optimal dan belum adanya keterpaduan antara pelaku peternakan.
Daerah-daerah yang memiliki areal pertanian yang luas  dan terdapat hasil pertanian yang berlimpah dimana limbah-limbah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, termasuk ternak sapi potong. Salah satu yang memiliki sumber daya alam yang cukup luas dan sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani. Hasil dari  limbah pertanian yang digunakan sebagai pakan ternak, dapat membantu petani dalam mendayagunakan limbah pengembangan agribisnis peternakan.
Hal tersebut di ataslah yang melandasi dasar pemikiran penulis untuk elakukan rencana pengembangan ternak sapi potong kelompok tani Peternak Sapi “Purwodadi2” di  Desa Purwodadi Kec. Tiganderket Kab. Karo, dimana daerah tersebut juga merupakan daerah asal penulis. Penulis adalah seorang sarjana peternakan danputera asli daerah tersebut, yang akan mengabdikan diri dalam mengembangkan jiwa kewirausahaab dalam peternakan dan peningkatan pendapatan ekonomi peternak.

Tujuan Program
1.      Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi potong.
2.      Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat khusunya anggota kelompok.
3.      Meningkatkan penerapan teknologi tepat guna dalam usaha ternak sapi potong.
4.      Menumbuhkan rasa kebersamaan dan percaya diri anggota untuk mengembangkan kelompok yang berwawasan agribisnis.
5.      Membantu dalam mewujudkan program pemerintah dalam swasembada daging tahun 2014.

Tugas Sarjana Membangun Desa (SMD) yaitu mendampingi, membimbing dan membina Kelompok Sukses Makmur Sejahtera untuk mengembangkan usaha peternakannya menuju skala ekonomis dan menerapkan teknologi-teknologi tepat guna.


Sasaran yang ingin dicapai :
1.      Aspek Ekonomi
a.       Meningkatkatnya produksi dan produktivitas sapi potong
b.      Meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat khususnya anggota kelompok.
2.      Aspek Sosial
a.       Meningkatkan sumberdaya masyarakat melalui pengenalan pelatihan dan penyuluhan
b.      Meningkatnya adopsi masyarakat terhadap teknologi tepat guna dalam usaha ternak sapi potong..
c.         Meningkatkan hubungan sosial yang saling mendukung dan kerjasama.
3.      Aspek Organisasi
Membiayaai kegiatan kelompok secara mandiri.
4.      Aspek Ekologi.
Pengelolaan limbah memberikan nilai tambah ekonomis.

Geografis Tanah Karo
            Jika dilihat dari letak geografisnya, Dataran Tinggi Karo terletak di hamparan Pegunungaan Bukit Barisan yang dikelilingi oleh gunung-gunung dengan ketinggian 140 sampai 1400 m diatas permukaan laut. Wilayah ini dapat dicapai 2 jam perjalanan darat dari kota Medan menuju ibu kota Kabupaten, Kabanjahe. Daerah ini sejuk dengan suhu udara antara 160C sampai 270C serta memiliki kelembapan udara rata-rata 20%, terletak pada garis koordinat 050’ LU, 3019’ LS, 97055’ BT, 298038’ BB. Wilayah yang memiliki luas 2127,3 Km2 terletak berbatasan dengan daerah Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Tapanuli Utara, Dairi dan dengan Aceh Tenggara. Oleh karena itu Dataran Tinggi Karo, sangat cocok bagi usaha-usaha pertanian dan peternakan. Beberapa potensi khususnya antara lain adalah keberadaan lahan persawahan yang cukup luas, lahan perladangan yang masih menghampar luas serta bahan baku makanan ternak yang cukup banyak.


BAB  II
GAMBARAN  PROGRAM

            Melalui Program Pemerintah yaitu rogram SMD tahun 2012 diharapkan Produksi dan Pengembangbiakan Sapi Potong dapat dilaksanakan oleh Kelompok Tani Peternak Sapi Purwodadi2 bersama dengan SMD di Desa Tanjungmerawa Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo Sumatera Utara. Jika dilihat dari letak geografisnya Desa Tanjungmerawa Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo dikelilingi oleh hamparan lahan pertanian sayur mayur. Tanjungmerawa adalah wilayah pertanian yang memiliki potensi untuk Pengembangabiakan Ternak Sapi Potong dengan metode pemeliharaan yang termenejemen yang baik melalui teknologi-teknologi tepat guna.
            Dengan pola kemitraan bersama kelompok dan SMD akan bersama-sama mengelola usaha peternakan ini dan membagi hasil secara adil dari seluruh keuntungan yang didapat mulai dari penjualan sapipotong maupun kompos yang dihasilkan sesuai hasil rapat kelompok yang dituangkan dalam notulen rapat kelompok bersama SMD.

Potensi alam yang dimiliki kelompok :
            Beberapa kelebihan yang dimiliki kelompok ini antara lain : memiliki lahan yang cukup sekitar 57 Ha, dan akan dijadikan untuk penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT). Hasil ikutan tanaman pertanian yang dikelola anggota kelompok berupa, limbah kulit jagung, sayur mayur dan jerami padi yang akan menjadi pakan alternatif selain konsentrat. Peranan SMD sangat diperlukan untk mengelola sumber daya alam tersebut untuk dimanfaatkan dalam usaha peternakan melalui teknologi-teknologi tepat guna yang diterima di perguruan tinggi dan media informasi lainnya.
           









BAB  III
RENCANA  PENGEMBANGAN  USAHA

A.    PERENCANAAN UMUM
Program penggemukan dan pengembangangbiakan sapi potong ini direncanakan sebagai satu usaha peternakan komersial yang meliputi peningkatan produksi dan produktifitas. Program penggemukan dan pengembangangbiakan sapi potong ditujukan kepada perolehan keuntungan seefisien mungkin dengan usaha memperoleh daging sapi dan bakalan sapi potong yang berkualitas, dalam kegiatan ini direncanakan akan memelihara dan mengembangbiakkan sapi potong sebanyak 15 ekor jantan dan 10 ekor indukan sapi potong.

B.     PERENCANAAN STRATEGIS
Kondisi iklim, musim penyakit, peristiwa lain yang terjadi secara periodik, yang berkaitan dengan usaha penggemukan dan pengembangbiakan ternak sapi potong, pada umumnya dijadikan bahan masukan. Sehingga bisa diharapkan jaminan kondisi kesehatan sapi potong : sehat, produksi karkas baik secara kualitas dan kuantitasi. Oleh karena itu, kualitas makanan, pemberian makanan, penyusunan makanan sesuai dengan usia, berat dan tujuan harus diperhatikan dalam perencanaan.

C.    PERENCANAAN  TAKTIS
Disusun untuk menanggulangi masalah-masalah yang serba tak terduga namun telah diperhitungkan misalnya telah diketahui gangguan penyakit berpeluang terjadi dalam suatu areal peternakan. Namun, kapan gangguan tersebut timbul tidak dapat diketahui dengan pasti, meskipun metode dan teknik pencegahan sudah dilakukan.

D.    PERKANDANGAN
Fungsi kandang adalah melindungi sapi dari hujan dan panas matahari, mempermudah perawatan dan pemantauan, menjaga keamanan kesehatan sapi. Ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara.
Ukuran kandang yang direncanakan untuk seekor induk sapi dan sapi jantan 1,8 x 2 m. Kandang akan dilengkapi tempat pakan dan minum.

E.     PEMBERIAN PAKAN
Jenis pakan sapi yang akan diberikan ada dua macam yaitu : Pakan Pokok yang terdiri dari hijauan rumput dan sisa ikutan pengolahan hasil pertanian seperti sayur mayur, ketela, jagung, bungkil kedele, ampas tahu, dll dan pakan kedua pakan penguat berupa konsentrat dan suplemen lainnya. Pemberian jumlah perbandingan pakan disesuaikan dengan kubutuhan sapi potong demikian juga dengan kebutuhan konsentranya.

F.     RECORDING
Semua ternak kelompok akan diberi tanda contoh seperti pemakaian anting telinga sehingga memudahkan dalam pencatatan. Semua kejadian yang dialami tiap individu ternak akan dicatat seperti catatan status kesehatan, perkawinan, kelahiran, produksi susu dll dalam buku rekording.

G.    PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit sapi potong yang baik adalah menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan meliputi : menjaga kebersihan kandang dan peralatannya, vaksinasi dan pemberian obat cacing. Pemisahan sapi potong yang sakit dan segera dilakukan pengobatan, lantai kandang selalu kering, pemeriksaan sapi secara teratur, pemberian vitamin dan pelaksanaan vaksinasi sesuai petunjuk dari dokter hewan berwenang.

H.    PEMASARAN
Dengan adanya Program Sarjana Membangun Desa, diharapkan dapat mengisi kebutuhan masyarakat akan susu daging dan bakalan sapi potong yang sampai sekarang belum terpenuhi. Selain itu penjualan juga dapat dilakukan secara langsung kepada masyarakat di Kabupaten Karo.


I.       PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah usaha peternakan sapi potong berupa kotoran feces yang dapat dipergunakan untuk bidang pertanian dengan mengingat sekarang terjadi kelangkaan pupuk terutama urea. Keadaan ini memberi peluang pada anggota kelompok untuk mendapatkan hasil sampingan. Kotoran sapi-sapi tersebut akan  diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan.

BAB  IV
ANGGARAN BIAYA YANG DIBUTUHKAN

Untuk membuat analisa usaha maka perlu diketahui sebelumnya besaran anggaran yang dibutuhkan dan jenis usaha yang akan dilaksanakan. Kelompok ternak SuksesMakmur Sejahtera bersama SMD mengusulkan Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk usaha kelompoknya dalam program ini sebesar Rp. 325.000.000.- (Tiga ratus dua puluh lima juta rupiah) dengan rincian pada Tabel 1.
No
URAIAN
NILAI
1
Pembelian induk sapi potong unggul 10 ekor@Rp. 12.000.000
120.000.000
2
Pembelian bakalan sapi potong jantan 15 ekor @8.000.000
120.000.000
3
Perbaikan Kandang
15.000.000
4
Peralatan Kandang
17.000.000
5
Obat-obatan
8.000.000
6
Pengolahan Limbah Ternak
5.000.000
7
Pengembangan HMT
8.000.000
8
Pakan Konsentrat
14.000.000
9
Administrasi Kelompok
1.000.000
10
Honor SMD (Rp 1.500.000 x 12 Bulan)
18.000.000

TOTAL DANA YANG DIBUTUHKAN
325.000.000

Tabel  2. Ringkasan Analisa Usaha Pengembangbiakan ternak Sapi Potong pada Kelompok Ternak Rehna Latersia

No.
URAIAN
TAHUN


PERTAMA
KEDUA dst




A
Modal awal yang dibutuhkan kelompok


1
Pembelian induk sapi potong unggul 10 ekor@Rp. 12.000.000
120.000.000
-
2
Pembelian bakalan sapi potong jantan 15 ekor @8.000.000
120.000.000
120.000.000
3
Perbaikan Kandang
15.000.000
1.000.000
4
Peralatan Kandang
17.000.000
1.000.000
5
Obat-obatan
3.000.000
3.000.000
6
Pengolahan Limbah Ternak
3.000.000
3.000.000
7
Pengembangan HMT
5.000.000
-
8
Pakan Konsentrat
6.000.000
6.000.000
9
Administrasi Kelompok
1.000.000
1.000.000
10
Honor SMD (Rp 1.500.000 x 12 Bulan)
18.000.000
-

TOTAL PENGELUARAN (modal)
325.000.000
135.000.000.




B
PENDAPATAN


1
Penjualan bakalan hasil kawin suntik umur 6-8 bulan @Rp. 8.000.000 x 10 ekor
80.000.000
80.000.000
2
Penjualan Sapi Potong Jantan@Rp.16.000.000 x 15
240.000.000
240.000.000
3
Penjulan pupuk kandang/kompos siap pakai 1460 karung/th
21.900.000
21.900.000

TOTAL PENDAPATAN
341.900.000
341.900.000




C
KEUNTUNGAN KELOMPOK
16.100.000
206.900.000
KETERANGAN :
1.      1 periode/Tahun dengan FCR = 1,2
2.      BB Induk + 250kg/ekor
3.      Kebutuhan konsentrat induk = 2%BB/hr
4.      Harga Konsentrat = Rp 1.200/Kg
5.      Produksi Kompos ternak = 5 Kg/ekor/hari
6.      Harga Kompos/karung (30 Kg) = Rp. 15.000,-
7.      Induk dipelihara sampai umur melahirkan sebanyak 5 kali (8 Tahun)
8.      Tenaga Kerja oleh anggota kelompok bersama SMD
































BAB  VI
KESIMPULAN


        Berdasarkan hasil yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan aspek kelayakan lokasi kelompok bertani – berternak memadai, lahan hijauan pakan ternak sapi potong tersedia. Menunjukkan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2012 layak dilakukan di Desa Tangkulen Kelurahan Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.

                                                     




























9.      Alokasi Anggaran
Anggaran usaha integrasi Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong ditetapkan berdasarkan asumsi biaya faktor teknis seperti diuraikan pada tabel 1, uraian anggaran usaha tersebut disajikan pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel  2. Anggaran Biaya Integrasi Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong Pada Kelompok Tani “ REHNA LATERSIA”

NO.
URAIAN
HARGA SATUAN
JUM-LAH
SATU- AN
JUMLAH
I
Pengadaan Ternak





1.   Sapi Induk Bunting Brahman
12.000
23
Ekor
113.000.000

2.   Sapi Induk Bunting Lokal
8.100.000
30
Ekor
243.000.000
II
Sarana Produksi





3.   Pengadaan Kandang
18.000.000
1
Paket
18.000.000

4.   Mesin Pencacah Hijauan Pakan
19.000.000
1
Paket
19.000.000

5.   Konsentrat
16.000.000
1
Paket
16.000.000

6.   Sarana IB
1.000.000
1
Paket
1.000.000

7.   Vaksinasi dan Obat-obatan
2.400.000
1
Paket
2.400.000

8.   Nomor Identifikasi
10.000
1
Unit
10.000
III
Sarana Air Bersih Dan Limbah





9.   Pengadaan Sumur Bor
30.000.000
1
Paket
30.000.000

10.  Kolam Limbah dan Instalasi
12.000.000
1
Paket
12.000.000
IV
Pendampingan





11.  Pelatihan dan Pelaporan
1.750.000
1
Paket
1.750.000

12.  Administrasi Organisasi
1.000.000
1
Paket
1.000.000
TOTAL (I + II + III + IV)



457.160.000






BAB  V
ANALISA  USAHA

            Analisa usaha dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha, adapun alat analisa yang digunakan adalah :
1.      Perhitungan Laba – Rugi
2.      Rasio Return Cost Ratio (R / C Ratio)
3.      Benefit Cost Ratio (B / C)
Hasil analisa akan diketahui apakah usaha “Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong” Dapat memberikan keuntungan. Perhitungan ke tiga pendekatan analisis pada usaha Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel  3. Struktur Biaya dan Pendapatan Usaha Pengembangbiakan Ternak Sapi Potong selama 1 tahun ( satu periode).

NO.
Uraian
Satuan
Kebutu-han
Jum- lah
Harga Satuan
Waktu/ Periode
Jumlah Biaya
I
INVESTASI







1.    Penyusutan Kandang
Paket
-
-
5.000.000
-
5.000.000

2.    Induk Sapi Brahman Bunting
Ekor
-
10
11.300.000
1
113.000.000

3.    Induk Sapi Lokal Bunting
Ekor
-
30
8.100.000
1
243.000.000
II
OPERASIONAL







1.    Pakan Hijauan
Kg
35
40
100
360
50.400.000

2.    Konsentrat
Kg
2
40
1.600
360
46.080.000

3.    Tenaga Kerja
Paket
1
40
5.000
360
72.000.000

4.    Obat-obatan dan Vitamin
Paket
-
40
5.000
12
2.400.000

5.    Layanan IB
Paket
-
40
50.000
-
2.000.000

6.    Recording Indentifikasi
Unit
1
40
10.000
-
400.000
III
BIAYA LAIN-LAIN







1.    Administrasi dan ATK
Paket
-
-
1.750.000
-
1.750.000

2.    Pelatihan dan Pelaporan
Paket
-
-
1.000.000
-
1.000.000

3.    Biaya Tak Terduga
Paket
-
-
5.000.000
-
5.000.000
IV.  TOTAL BIAYA = ( I + II + III )





542.030.000
V
PENDAPATAN / PENJUALAN







1.    Sapi Brahman Induk Bunting
Ekor
-
10
11.300.000
-
113.000.000

2.    Sapi Lokal Induk Bunting
Ekor
-
30
8.100.000
-
243.000.000

3.    Pedet Jantan Brahman 6 bln
Ekor
-
5
8.500.000
-
42.500.000

4.    Pedet Betina Brahman 6 bln
Ekor
-
5
7.500.000
-
37.500.000

5.    Pedet Jantan Lokal 6 bln
Ekor
-
15
7.500.000
-
112.500.000

6.    Pedet Betina Lokal 6 bln
Ekor
-
15
6.500.000
-
97.500.000

7.    Kompos
Kg
12
40
100
360
17.280.000
TOTAL PENDAPATAN (V)





663.280.000
A.     Laba Usaha (Cash Flow)                    = Total Penerimaan – Total Pengeluaran
                                                            = Rp. 663.280.000,-    Rp. 542.030.000,-
                                                            = Rp. 121.250.000,-

B.     Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)          = Laba : Total Biaya
                                                            = Rp. 121.250.000,- : Rp. 542.030.000,-
                                                            = 0,18
  Artinya bahwa : 1. Setiap penambahan Rp. 1 dalam proses produksi akan diperoleh keuntungan Rp. 0,18.
                              2. Program usaha ini layak dan menguntungan.
C. Ratio Pendapatan Dan Biaya (R/C Ratio)
                                                                  = Total Penerimaan – Total Biaya
                                                                  = Rp. 663.280.000,-  – Rp.  542.030.000,-
                                                                  = 1,18
Artinya bahwa setiap penambahan biaya Rp. 1.000.000,-  akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1.180.000,-



2 komentar: