I.PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ilmu peternakan
berkaitan erat dengan berbagai ilmu lainnya seperti kesehatan, ekonomi, sosial,
biologi, kimia dan lain-lain. Bila berkaitan dengan biologi dan kimia tidak
dapat dihindarkan dengan laboraturium dan alat-alatnya yang dipelajari dalam
ilmu teknik laboraturium. Teknik laboraturium merupakan ilmu yang mempelajari
alat-alat laboraturium, cara penggunaannya, perawatannya dan tata cara praktik
laboraturium. Salah satu dari jenis alat-alat laboraturium adalah kalorimeter.
1.2.
Rumusan masalah
Adapun pembahasan
makalah ini adalah : (a) pengertian kalorimeter; (b) pengertian kalorimetri;
(c) jenis-jenis calorimeter dan bagian-bagiannya
1.3.
Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah agar mahsiswa yang mengambil matakuliah teknik laboraturium
dapat mengetahui apa itu calorimeter, fungsinya, bagian-bagiannya dan
jenis-jenis kalorimeter.
II. KALORIMETER
2.1.
Pengertian Kalorimeter
Kalorimeter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu
perubahan atau reaksi kimia. Pengukuran jumlah kalor yang diserap atau dilepas
pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri.
Energi
mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke
tempat lain disebut kalor. (Syukri S, 1999). Pengukuran jumlah kalor reaksi
yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut
kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai
kalori) yang dibebaskan adalah kalorimeter. Dengan menggunakan hukum Hess,
kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan
entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam
kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas
atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. (Petrucci,1987).
2.2 Kalorimetri
Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia
atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalorimetri
berasal dari bahasa Latin yaitu kalor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak
langsung (indirect calorimetry)
menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi karbondioksida dan buangan
nitrogen (ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau
konsumsi oksigen. Lavosier (1780) mengatakan bahwa produksi panas dapat
diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal itu membenarkan
teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh
perhitungan kalorimetri langsung (direct calorymetry),
dimana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter untuk dilakukan
pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus
tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan berubah. Energi
akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang disebut dengan panas dan
kalorimetri mengukur perubahan suhu tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya,
untuk menghitung perpindahan panas.
2.3 Jenis Kalorimeter
dan Komponen Penyusunnya
Berdasarkan jenisnya, kalorimeter dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter larutan.
2.3.1. Kalorimeter Bom dan komponen Penyusunnya
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2
berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel
ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor
(kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam
terpasang dalam tabung. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke
lingkungan.
Gambar 1.1. bagian-bagian Kalorimeter
bom
Kalorimeter
bom terdiri dari berbagai komponen sebagai berikut: (a) Termometer berguna
untuk mengukur suhu; (b) Pengaduk berguna untuk mengaduk air pendingin; (c)
Katup oksigen untuk memasukkan oksigen dari tabung; (d) Cawan untuk meletakkan
bahan/sampel yang akan di bakar; (e) Kawat penyala untuk membakar; (f) Bom yaitu
tempat terjadinya pembakaran; (g) Jacket air
yaitu jacket untuk peletakan bom.
Gambar 1.2. Kalorimeter bom
2.3.2. Kalorimeter Larutan dan Komponen Penyusunnya
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan misalnya reaksi
netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan. Pada
dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada
kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian
dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter
larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran. Pada
kalorimeter ini, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap /
dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan
diabaikan.
Kalorimeter sederhana, terbuat dari
polistiren yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer.
Bagaimanapun alat ini tidak dapat
digunakan untuk reaksi yang berlangsungnya terlalu lama, karena rambatan
kalornya sulit dicegah. Alat ini disebut kalorimeter larutan karena hanya dapat
digunakan untuk reaksi yang menyangkut larutan saja, sehingga dapat berlangsung
cepat, pengadukan tidak sulit dan suhu tertinggi larutan dapat dicatat dengan
cepat. Seperti menentukan perubahan
entalpi suatu reaksi netralisasi antara HCl(aq) dengan NaOH(aq).
Gambar 1.3. Kalorimeter larutan
III.PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
a)
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.
b)
Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran
panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan
kalorimeter.
c)
Kalorimeter bom adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada
pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan
bakar.
d)
Kalorimeter larutan adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam
sistem larutan misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan
dan pengendapan.
DAFTAR PUSTAKA