Laporan Praktikum
ANALISIS
KELAYAKAN WILAYAH SEBAGAI TEMPAT USAHA PETERNAKAN
Disusun Oleh:
INDRA JONI
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
Banyak mata
kuliah yang di pelajari pada berbagai universitas mensyaratkan kita untuk
menulis beberapa dan laporan.
Menulis laporan mengajak kita dalam
menggunakan proses pencarian, integrasi dan pengorganisasian informasi dan ilmu
pengetahuan yang relevan dengan mata kuliah yang dipelajari.
Laporan penulis merefleksikan
bagaimana penulis melalui proses penulisan ini. Penulisan sering digunakan
untuk menilai hasil pelaksanaan mata kuliah kita. Untuk mendapatkan manfaat
dari penulisan laporan yang penulis buat
dan mendapat nilai baik dari mata kuliah tersebut, maka penulis harus menguasai
proses penulisan dan keterampilan yang mendukung produksi/pembuatan dan laporan.
Puji dan
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nyalah
tugas ini dapat diselesaikan. Yang pada
kesempatan ini penulis membahas Analisis
Kelayakan Wilayah sebagai Tempat Usaha Peternakan. Dimana yang penulis buat
untuk memenuhi tugas Manajemen
Pembibitan Ternak. Selain untuk memenuhi tugas,
juga untuk menambah wawasan penulis terhadap Analisis
Kelayakan Wilayah sebagai Tempat Usaha Peternakan. Terima kasih
penulis ucapkan kepada bapak Dr.Yendraliza, S.Pt.,
MP selaku dosen pembimbing penulis dalam mata kuliah
Manajemen Pembibitan Ternak ini.
Laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan ini. Semoga laporan ini
memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Penulis
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembibitan merupakan upaya untuk mengembangbiakkan dan memperbanyak produk
bibit. Sedangkan manajemen merupakan proses perencanaaan, pengoragisasian, pengontrolan,
untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Jadi manajemen pembibitan
ternak adalah cara mengembangbiakkan ternak dengn pengorganisasian dan
perencanaan yang efektif dan efisien.
Untuk hal tersebut dibutuhkan wilayah yang layak bagi suatu tempat
peternakan, maka dalam laporan ini akan dibahas cara menentukan kelayak suatu
wilayah sebagai tempat usaha peternakan.
1.2.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan layak
atau tidaknya suatu wilayah sebagai usaha peternakan dan menghitung kapasitas
peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR). Daerah yang menjadi objek
analisis adalah kabupaten Rokan Hulu yang terdiri dari 16 kecamatan.
II.
PEMBAHASAN
Daerah yang menjadi objek analisis dalam praktikum ini adalah kabupaten
Rokan Hulu yang terdiri dari 16 kecamatan yaitu Rokan IV Koto, Pendalian
IV Koto, Tandun, Kabun, Ujung Batu, Rambah Samo, Rambah, Rambah Hilir, Bangun
Purba, Tambusai, Tambusai Utara, Kepenuhan, Kepenuhan Hulu, Kunto Darussalam, Pagaran
Tapah Ds, Bonai Darussalam.
Lahan hijauan yang digunakan terdiri dari ladang, sawah, perkebunan, hutan,
hutan sekunder. Serta lahan tanaman pertanian yang dapat dijadikan bahan pakan
ternak diantaranya, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai,
kacang hijau dan limbah pertanian yang dapat digunakan yaitu jerami padi.
Penghitungan yang dilakukan dalam kelas setelah mendapatkan data dari dosen
pembimbing dihitung dengan menggunakan program pengolah data microsoft excel
yang terlampir dalam laporan ini.
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dari 16 kecamatan
di kabupaten Rokan Hulu 15 diantaranya dinyatakan layak sebagai daerah tempat
usaha peternakan sedangkan satu kecamatan yaitu Pendalian IV Koto didapatkan hasil negatif pada penghitungan
kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) yang berarti kecamatan
tersebut tidak layak sebagai daerah usaha peternakan.
Nilai KPPTR kecamatan Pendalian IV Koto
negatif (tidak layak) disebabkan oleh jumlah daya tampung yang lebih
kecil dibandingkan profil sapi yang terdapat di kecamatan tersebut.
15 kecamatan lainnya yaitu Rokan IV Koto, Tandun, Kabun, Ujung Batu, Rambah Samo,
Rambah, Rambah Hilir, Bangun Purba, Tambusai, Tambusai Utara, Kepenuhan, Kepenuhan
Hulu, Kunto Darussalam, Pagaran Tapah Ds, Bonai Darussalam dinyatakan layak karena daya tampung (KTR)
yang lebih besar dibandingkan profil yang terdapat dikecamatan
masing-masing.
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No
|
Kecamatan
|
Daya Tampung
|
POPRIL
|
KPPTR
|
Keterangan
|
|
(KTR)
|
Sapi
|
|||
1
|
Rokan IV Koto
|
6044,08288
|
2108
|
3936,08288
|
Layak
|
2
|
Pendalian IV Koto
|
724,7983696
|
1130
|
-405,2016304
|
Tidak Layak
|
3
|
Tandun
|
3489,97337
|
1151
|
2338,97337
|
Layak
|
4
|
Kabun
|
3444,269674
|
589
|
2855,269674
|
Layak
|
5
|
Ujung Batu
|
2011,842391
|
453
|
1558,842391
|
Layak
|
6
|
Rambah Samo
|
6919,202022
|
4457
|
2462,202022
|
Layak
|
7
|
Rambah
|
4140,375652
|
1380
|
2760,375652
|
Layak
|
8
|
Rambah Hilir
|
4372,705272
|
3212
|
1160,705272
|
Layak
|
9
|
Bangun Purba
|
2278,479408
|
2237
|
41,47940761
|
Layak
|
10
|
Tambusai
|
6365,788255
|
858
|
5507,788255
|
Layak
|
11
|
Tambusai Utara
|
12493,78516
|
2997
|
9496,785163
|
Layak
|
12
|
Kepenuhan
|
3344,282609
|
711
|
2633,282609
|
Layak
|
13
|
Kepenuhan Hulu
|
2098,844837
|
1332
|
766,844837
|
Layak
|
14
|
Kunto Darussalam
|
2534,554451
|
2233
|
301,5544511
|
Layak
|
15
|
Pagaran Tapah Ds
|
984,7868478
|
895
|
89,78684783
|
Layak
|
16
|
Bonai Darussalam
|
2659,29212
|
310
|
2349,29212
|
Layak
|
Jumlah Total
|
63907,06332
|
26053
|
37854,06332
|
-
|
III.
PENUTUP
Dari hasil penghitungan pada tabel yang terlampir dalam
laporan ini dapat disimpulkan bahwa hampir semua kecamatan yang ada di
kabupaten Rokan Hilir layak untuk dijadikan lahan usaha peternakan karena hasil
penghitungan kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) bernilai
positif yang berarti daerah tersebut layak untuk dijadikan usaha peternakan.
Hanya terdapat satu kecamatan yang KPPTR nya bernilai negatif, yaitu kecamatan Pendalian
IV Koto, yang berarti kecamatan tersebut tidak layak dijadikan sebagai tempat
usaha peternakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar