BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Riau
memiliki lahan yang luas, lahan tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan secara
optimal untuk memenuhi kebutukan hidup masyarakatnya, karena kehidupan manusia
tidak akan terlepas dari lahan dan hanya dengan mengolah lahan, manusia akan
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Lahan sangat erat kaitannya dengan kebutuhan
ekonomi, sehingga harus diperhatikan cara pemanfaatan lahan yang baik sebagai
ruang hidup dan penggerak ekonomi.
Sebagaimana
kita ketahui dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka,
kebutuhan akan daging juga meningkat. Saat ini perkembangan populasi ternak
kambing semakin meningkat. Jenis kambing yang ditemukan di Indonesia adalah
Kambing Kacang dan Peranakan Etawa (PE), Kambing Kashmir, Angora, dan Saanen
telah diperkenalkan namun hanya kambing Peranakan Etawa yang dapat beradaptasi
dengan kondisi dan sistem pertanian di Indonesia.
Di
Indonesia, hampir 90% kambing dipelihara untuk tujuan menghasilkan daging.
Tentunya, kenyataan ini sangat ironis dengan fakta bahwa di negeri ini populasi
peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) termasuk terbesar di dunia, dan seperti
diketahui kambing Peranakan Etawa (PE) adalah kambing penghasil susu yang cukup
potensial. Produksi susu kambing memberikan sumbangan sebesar 35% terhadap
produksi susu di dunia.
Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang rencana bangunan fisik usaha
ternak kambing etawa.
1.2.
Tujuan dan manfaat
ü Untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang perencaan pembangunan penernakan
ü Mahasiswa
dapat mengetahui rencana bangunan fisik usaha peternakan kambing Peranakan
Etawa (PE)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Studi Kelayakan Usaha Peternakan Kambing
Peranakan Etawa
Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai
kelayakan investasi baik sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan,
sehingga kita mengetahui berhasil atau tidaknya investasi yang telah
ditanamkan. Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau
tidaknya suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu (Umar 2005).
Menurut Soeharto (1999), Investasi dapat dilakukan
oleh swasta maupun negara dengan motif keuntungan finansial ataupun keuntungan
non finansial. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu
investasi. pemerintah dan lembaga
nonprofit melihat apakah proyek bermanfaat bagi masyarakat luas yang berupa
penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan yang melimpah, dan penghematan devisa. Semakin
luas skala proyek maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun social
semakin luas.
2.1.2. Aspek-Aspek Analisis Kelayakan
Aspek-aspek
dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang
keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis. Menurut Subagyo
(2007), pembagian dan pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi
menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekundear.
Aspek primer
merupakan aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini
ada dalam semua sektor usaha yang terdiri dari : aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan
keuangan. Aspek sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan
permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek
analisis mengenai dampak lingkungan dan
aspek sosial. Secara umum analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial.
1)
Aspek Pemasaran
a.
Lokasi dan Sasaran Konsumen
Karena sifat usaha selama ini yang hanya sebagai
usaha sampingan maka yang menjadi lokasi dan target pemasaran dari usaha ini
adlah masyarkat disekitar perang. Kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah
menjual kambing langsung ditempat usaha. Konsumen yang ingin membeli kambing
dapat langsung datang ke tempat usaha, dikarenakan tempat usaha yang strategis
dan mudah dijangkau.
b.Target
pasar
produk dijual ke konsumen atau pelanggan dalam
bentuk kambing domba hidup langsung ke pengelola hasil peternakan.
c.
Karakteristik produk
program penggemukan ini akan diperoleh hasil akhir
berupa kambing domba umur 9 bulan sampai 1 tahun dengan berat hidup 35 kg.
karakteristik produk lebih dikonsentrasikan pada kambing domba hidup untuk
qurban, aqiqah dan regular yang sesuai dengan standar Syar’I dan kesehatan
masyarakat veteriner sehingga layak dan aman dikonsumsi.
d.
Paket produk
·
paket hewan
qurban : standar, jasa pengiriman, jasa penyembelihan dan pendistribusian
·
paket aqiqah :
kambing domba ukuran kecil, sedang, besar dan paket pemasakan.
·
paket regular :
kambing dan domba untuk konsumsi
B.
Rencana Pemasaran
1.
Strategi Pasar
dalam hal pemasaran mengadakan kerja sama dengan
perusahaan pengelola hasil peternakan dan restoran. Dimana konsumen dapat
digolongkan dalam beberapa segmen yaitu:
·
konsumen dalam
negeri
segmen ini merupakan
segmen terbesar yang kebutuhan dagingnya kebanyakan dipenuhi dari pasokan dalam
negeri yang masih kurang memperhatikan kualitas sebagai persyaratan kesehatan
maupun selera.
·
konsumen asing
konsumen asing mencakup
keluarga-keluarga diplomat, karyawan perusahaan asing dan sebagian turis, hal
ini porsinya relative kecil dan tidak signifikan
·
konsumen
industri
konsumen industri
merupakan pembeli yang menggunakan daging untuk
kembali menjadi produk lain dan kemudian dijual lagi.
2.
Penetapan harga
Harga yang ditawarkan bervariasi, disesuaikan dengan
berat hidup. Harga standar untuk kambing domba Rp. 500.000,-/ekor, apabila
dijual dalam bentuk karkas Rp. 40.000,-/kg (dengan prosentasi karkas 45%).
Selain itu disediakan harga paket untuk pembelian skala besar dan paket
promosi.
3.
Promosi
Menggunakan berbagai media berupa brosur, spanduk,
paket promosi melaui iklan, sebagai sponsor pada kegiatan entrepreuner,
peternakan, kedokteran hewan dan kegiatan kemanusiaan
2.Aspek Manajemen
Dalam aspek manajemen ini hal-hal yang dianalisis
antara lain
tentang
masalah perijinan/aspek legalitas, kepemilikan, struktur organisasi
dan deskripsi pekerjaan.
·
Perijinan
Usaha ini belum
memiliki perijinan bersifat legal, seperti Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) dan
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), namun secara keseluruhan Namun ini
merupakan usaha rakyat dan hanya perizinan dari oaring yang berwenang didaerah
setempat
·
Kepemilikan
Usaha
ini kemimilikan pribadi jadi semua resiko, keuntungan, kerugian ataupun hal
lainnya nya tanggung jawab pemilik usaha ini\
3.
Aspek Finansial
•
Analisis Usaha
Peternakan Kambing Perah Peranakan Etawa (Pe)
Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan kambing
domba adalah sebagai berikut
·
per unit kandang berisi 20 ekor kambing PE
·
umur ekonomis kandang 9 tahun (3 periode pemeliharaan)
·
harga bibit/bakalan (umur 2,5 tahun) Rp.1.000.000/ekor dengan produksi 1
liter/ekor/hari
·
harga jual susu Rp. 20.000/liter
·
harga pupuk Rp. 1.000.000/periode pemeliharaan (3 tahun)
·
populasi kambing 20 ekor yang laktasi 16 ekor
·
umur afkir kambing 5,5 tahun
BIaya
investasi
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1
|
Kandang
|
Rp.21.000.000
|
2
|
Peralatan
|
Rp.
1.500.000
|
3
|
Sewa
Lahan
|
Rp.11.000.000
|
Total
|
Rp.33.500.000
|
C.BIAYA
OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 3 TAHUN
1. BIAYA TETAP
1. BIAYA TETAP
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1
|
Penyusutan
Kandang
(Rp.21.000.000:3)
|
Rp.7.000.000
|
2
|
Penyusutan
Peralatan
(Rp.1.500.000;3)
|
Rp.500.000
|
Total
|
Rp.7.500.000
|
2.BIAYA
TIDAK TETAP
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1
|
Biaya
bibit
(20
ekorxRp.1.000.000)
|
Rp.20.000.000
|
2
|
Hijauan
Pakan Ternak
(dari
lahan sendiri)
|
-
|
3
|
Pakan
konsentrat
(200
grx20 ekorx1095hr) x 1.100
1000gr
|
Rp.
4.818.000
|
4
|
Obat-obatan
(20
ekorxRp.500x1095 hr)
|
Rp.10.950.000
|
5
|
Upah
Tenaga Kerja
(3
orangxRp.800.000x36 bulan)
|
Rp.86.400.000
|
6
|
Listrik
(Rp.200.000x36
bulan)
|
Rp.7.200.000
|
7
|
Air
(Sumur)
|
-
|
8
|
Transport
(Rp.
500.000 x 36 bulan)
|
Rp.18.000.000
|
Total
|
Rp.147.368.000
|
BIAYATOTAL:Rp.154.868.000
D.MODALUSAHA
Biaya investasi + biaya total = Rp.188.368.000,-
E.PENERIMAAN (HASIL USAHA)
D.MODALUSAHA
Biaya investasi + biaya total = Rp.188.368.000,-
E.PENERIMAAN (HASIL USAHA)
NO
|
Produksi(ekor)
|
Harga
|
Jumlah
|
1
|
1
liter x 16 ekorx 1095 hr
|
Rp.
20.000/liter
|
Rp.350.400.000
|
2
|
Kotoran
(pupuk)
|
Rp.
1.000.000
|
Rp.1.000.000
|
Total
|
Rp.351.400.000
|
•
ANALISA
LABA-RUGI
Keuntungan = hasil usaha – biaya
total = Rp. 196.532.000
•
RETURN COST
RATIO (R/C)
R/C= Rp. 351.400.000 = 1,2
Rp.154.868.000
Berdasarkan
hasil analisis R/C bahwa usaha kambing perah layak diusahakan dan menguntungkan
karena nilai R/C= 2,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan
akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 2.200,-
•
ANALISIS TINGKAT
EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL
ROI = Rp. 197.032.000 = 1,2
Rp. 154.868.000
Dari analisis B/C diperoleh nilai
1,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang dikeluarkan untuk usahja
penggemukan kambing domba akan menghasilkan keuntungan Rp. 1.200,-
•
ANALISIS TINGKAT
EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL
ROI = Rp.197.032.000 x 100%=104,5%
Rp. 188.368.000
•
RATIO KEUNTUNGAN
TERHADAP PENERIMAAN
Rp.197.032.000 x 100%= 56%
Rp. 351.400.000
•
ANALISIS BREAK
EVENT POINT (BEP)
–
BEP Produksi = Rp.154.868.000
= 7.743,4 liter
Rp. 20.000
–
BEP harga = Rp.
154.868.000 = Rp. 8.839,-
17.520 liter
dibulatkan Rp.8.850
Usaha peternakan kambing perah tidak
mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika produksi susu sebanyak
7.743,4 liter atau harga susu per liter Rp. 8.850,-
2.2. Analisis Swot Usaha Peternakan
Kambing Peranakan Etawa
•
KEKUATAN
(STRENGTH)
–
ternak kambing
dan domba jumlahnya cukup banyak dan mudah diperoleh.
–
tenaga kerja
tersedia
–
obat-obatan
tersia dengan baik
–
tenaga dokter
hewan ataupn dinas terkait mudah dijumpai
–
kebutuhan
asisten penelitian (tenaga ahli) yang memadai
•
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
–
tenaga kerja
tidak mempunyai keterampilan yang memadai terutama dalam proses penggemukan
–
kecanggihan
teknologi produksi masih kurang
–
ssarena promosi
kurang
–
Pemasaran nya
masih sulit ditemukan
•
PELUANG
(OPPORTUNITY)
–
permintaan akan
ternak kambing domba sebgai hewan qurban oleh masyarakat umum. Sekolah, masjid
dan lembaga professional pengelola qurban terus meningkat.
–
adanya kredit
modal usaha yang disediakan oleh pemerintah bagi usaha peternakan kecil dan
menengah.
•
ANCAMAN
(THREATNESS)
–
harga BBM yang
meningkat mengakibatkan harga pakan meningkat sehingga biaya penggemukan terus
meningkat.
–
ancaman utama
yang dihadapi oleh usaha ini adalah peternakan kambing yang telah dikenal
konsumen sehingga mempunyai pangsa pasar yang sangat besar, pada umumnya
peternakan ini bermodal besar dan mempunyai system manajemen yang baik sehingga
menghasilkan daging kambing domba yang berkualitas baik.
Mantap bang..
BalasHapusGmn keuntungan penggemukannya?
Hapus