Rabu, 01 Mei 2013

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN ANALISIS SWOT



I.I   Latar Belakang
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat. Untuk itu, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis dimulai atau dikembangkan, yaitu:
1.      Studi kelayakan usaha (feasibility study of businesses)
2.      Analisis SWOT (Strengh-kekuatan, Weakness-kelemahan, Opportunity-peluang, Threat-ancaman)
I.2  Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian studi kelayakan usaha?
2.      Jelaskan proses dan tahapan kelayakan studi kelayakan?
3.      Jelaskan analisis kelayakan bisnis?
I.3  Tujuan
1.      Dapat menjelaskan pengertian studi kelayakan usaha
2.      Dapat menjelaskan proses dan tahapan kelayakan studi kelayakan
3.      Dapat menjelaskan analisis kelayakan bisnis


II. PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Studi Kelayakan Usaha Peternakan Domba
Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakn dengan menguntungkan secara terus menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan mafaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain:
1.      Untuk membuka usaha baru, misal: membuka toko.
2.      Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misal: untuk memperluas cakupan usaha.
3.      Untuk memilih jenis usaha atau investasi yang paling menguntungkan, misal: pilihan usaha dagang.
Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha, diantaranya:
1.      Pihak wirausaha (pemilik perusahaan)
Studi kelayakan usaha penting dilakukan supaya kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan memberi kepanjangan sepanjang waktu
2.      Pihak investor dan penyandang dana
Studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan.
3.      Pihak masyarakat dan pemerintah
Studi kelayakan usaha sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan.




2.2    Proses dan Tahap Studi Kelayakan
Langkah-langkah studi kelayakan usaha:
1.      Tahap penemuan ide
Adalah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya
2.      Tahap memformulasikan tujuan
Adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis
3.      Tahap analisis
Adalah proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak.
2.3. Aspek-Aspek Analisis Kelayakan
            Aspek-aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis. Menurut Subagyo (2007), pembagian dan pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekundear.
 Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha yang terdiri dari : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak  lingkungan dan aspek sosial. Secara umum analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial.
Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analis yaitu:
a.       Aspek pasar mencakup produk yang akan dipasarkan, dll.
b.      Aspek teknik produksi/operasi mencakup gedung, bangunan, dll.
c.       Aspek manajemen mencakup organisasi, aspek pengelolaan, dll.
d.      Aspek finansial/keuangan mencakup sumber dana, penggunaa dana, dll.
4.      Tahap keputusan
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis dan hasilnya meyakinkan, maka langkah berikutnya adalah tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak.
1) Aspek Pemasaran
a. Lokasi dan Sasaran Konsumen
Karena sifat usaha selama ini yang hanya sebagai usaha sampingan maka yang menjadi lokasi dan target pemasaran dari usaha ini adlah masyarkat disekitar perang. Kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah menjual kambing langsung ditempat usaha. Konsumen yang ingin membeli kambing dapat langsung datang ke tempat usaha, dikarenakan tempat usaha yang strategis dan mudah dijangkau.
b.Target pasar
produk dijual ke konsumen atau pelanggan dalam bentuk kambing domba hidup langsung ke pengelola hasil peternakan.
c. Karakteristik produk
program penggemukan ini akan diperoleh hasil akhir berupa kambing domba umur 9 bulan sampai 1 tahun dengan berat hidup 35 kg. karakteristik produk lebih dikonsentrasikan pada kambing domba hidup untuk qurban, aqiqah dan regular yang sesuai dengan standar Syar’I dan kesehatan masyarakat veteriner sehingga layak dan aman dikonsumsi.
d. Paket produk
·         paket hewan qurban : standar, jasa pengiriman, jasa penyembelihan dan pendistribusian
·         paket aqiqah : kambing domba ukuran kecil, sedang, besar dan paket pemasakan.    
·         paket regular : kambing dan domba untuk konsumsi




b. Rencana Pemasaran
1. Strategi Pasar
dalam hal pemasaran mengadakan kerja sama dengan perusahaan pengelola hasil peternakan dan restoran. Dimana konsumen dapat digolongkan dalam beberapa segmen yaitu:
·         konsumen dalam negeri
segmen ini merupakan segmen terbesar yang kebutuhan dagingnya kebanyakan dipenuhi dari pasokan dalam negeri yang masih kurang memperhatikan kualitas sebagai persyaratan kesehatan maupun selera.
·         konsumen asing
konsumen asing mencakup keluarga-keluarga diplomat, karyawan perusahaan asing dan sebagian turis, hal ini porsinya relative kecil dan tidak signifikan
·         konsumen industri
konsumen industri merupakan pembeli yang menggunakan daging untuk  kembali menjadi produk lain dan kemudian dijual lagi.

2. Penetapan harga
Harga yang ditawarkan bervariasi, disesuaikan dengan berat hidup. Harga standar untuk kambing domba Rp. 500.000,-/ekor, apabila dijual dalam bentuk karkas Rp. 40.000,-/kg (dengan prosentasi karkas 45%). Selain itu disediakan harga paket untuk pembelian skala besar dan paket promosi.
3. Promosi
Menggunakan berbagai media berupa brosur, spanduk, paket promosi melaui iklan, sebagai sponsor pada kegiatan entrepreuner, peternakan, kedokteran hewan dan kegiatan kemanusiaan
2). Aspek Manajemen
Dalam aspek manajemen ini hal-hal yang dianalisis antara lain
tentang masalah perijinan/aspek legalitas, kepemilikan, struktur organisasi
dan deskripsi pekerjaan.
·         Perijinan
Usaha ini belum memiliki perijinan bersifat legal, seperti Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), namun secara keseluruhan Namun ini merupakan usaha rakyat dan hanya perizinan dari oaring yang berwenang didaerah setempat
·         Kepemilikan
Usaha ini kemimilikan pribadi jadi semua resiko, keuntungan, kerugian ataupun hal lainnya nya tanggung jawab pemilik usaha ini

3.  Aspek Finansial
         Analisis Usaha Peternakan Domba

            Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan domba adalah sebagai berikut
·         per unit kandang berisi 20 ekor domba
·         umur ekonomis kandang 9 tahun (3 periode pemeliharaan)
·         harga bibit/bakalan (umur 2,5 tahun) Rp.1.000.000/ekor dengan produksi 1 liter/ekor/hari
·         harga jual susu Rp. 20.000/liter
·         harga pupuk Rp. 1.000.000/periode pemeliharaan (3 tahun)
·         populasi kambing 20 ekor yang laktasi 16 ekor
·         umur afkir kambing 5,5 tahun
·         Biaya Investasi
No
Uraian
Jumlah
1
Kandang
Rp.21.000.000
2
Peralatan
Rp. 1.500.000
3
Sewa Lahan
Rp.11.000.000
Total
Rp.33.500.000

C. Biaya Operasional Produksi Selama 3 Tahun
1. Biaya Tetap
No
Uraian
Jumlah
1
Penyusutan Kandang
(Rp.21.000.000:3)
Rp.7.000.000
2
Penyusutan Peralatan
(Rp.1.500.000;3)
Rp.500.000
Total
Rp.7.500.000

2.Biaya Tidak Tetap

No
Uraian
Jumlah
1
Biaya bibit
(20 ekorxRp.1.000.000)
Rp.20.000.000
2
Hijauan Pakan Ternak
(dari lahan sendiri)
-
3
Pakan konsentrat
(200 grx20 ekorx1095hr) x 1.100
1000gr
Rp. 4.818.000
4
Obat-obatan
(20 ekorxRp.500x1095 hr)
Rp.10.950.000
5
Upah Tenaga Kerja
(3 orangxRp.800.000x36 bulan)
Rp.86.400.000
6
Listrik
(Rp.200.000x36 bulan)
Rp.7.200.000
7
Air
(Sumur)
-
8
Transport
(Rp. 500.000 x 36 bulan)
Rp.18.000.000
Total
Rp.147.368.000

 Biaya Total:Rp.154.868.000
D .Modal usaha
Biaya investasi + biaya total = Rp.188.368.000,-
E.Penerimaan (Hasil Usaha)

NO
Produksi(ekor)
Harga
Jumlah
1
1 liter x 16 ekorx 1095 hr
Rp. 20.000/liter
Rp.350.400.000
2
Kotoran (pupuk)
Rp. 1.000.000
Rp.1.000.000
Total
Rp.351.400.000
·         Analisa Laba-Rugi
            Keuntungan = hasil usaha – biaya total = Rp. 196.532.000
         Return Cost Ratio (R/C)
            R/C= Rp. 351.400.000   =  1,2
                      Rp.154.868.000
            Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha kambing perah layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C= 2,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 2.200,-
         Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal
            ROI = Rp. 197.032.000 = 1,2                                           
                       Rp. 154.868.000
            Dari analisis B/C diperoleh nilai 1,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang dikeluarkan untuk usahja penggemukan kambing domba akan menghasilkan keuntungan Rp. 1.200,-

         Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal
            ROI = Rp.197.032.000  x 100%=104,5%
                       Rp. 188.368.000
         Ratio Keuntungan Terhadap Penerimaan
            Rp.197.032.000 x 100%= 56%
                        Rp. 351.400.000
         Analisis Break Event Point (Bep)
        BEP Produksi = Rp.154.868.000 = 7.743,4 liter
                                             Rp. 20.000
        BEP harga = Rp. 154.868.000 = Rp. 8.839,-
                                           17.520 liter
            dibulatkan Rp.8.850
            Usaha peternakan domba perah tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika produksi susu sebanyak 7.743,4 liter atau harga susu per liter Rp. 8.850,-
2.4. Analisis Swot Usaha Peternakan Domba
         Kekuatan (Strength)
        ternak domba jumlahnya cukup banyak dan mudah diperoleh.
        tenaga kerja tersedia
        obat-obatan tersia dengan baik
        tenaga dokter hewan ataupn dinas terkait mudah dijumpai
        kebutuhan asisten penelitian (tenaga ahli) yang memadai
         Kelemahan (Weakness)
        tenaga kerja tidak mempunyai keterampilan yang memadai terutama dalam proses penggemukan
        kecanggihan teknologi produksi masih kurang
        ssarena promosi kurang
        Pemasaran nya masih sulit ditemukan
         Peluang (Opportunity)
        permintaan akan ternak kambing domba sebgai hewan qurban oleh masyarakat umum. Sekolah, masjid dan lembaga professional pengelola qurban terus meningkat.
        adanya kredit modal usaha yang disediakan oleh pemerintah bagi usaha peternakan kecil dan menengah.
         Ancaman (Threatness)
        harga BBM yang meningkat mengakibatkan harga pakan meningkat sehingga biaya penggemukan terus meningkat.
        ancaman utama yang dihadapi oleh usaha ini adalah peternakan kambing yang telah dikenal konsumen sehingga mempunyai pangsa pasar yang sangat besar, pada umumnya peternakan ini bermodal besar dan mempunyai system manajemen yang baik sehingga menghasilkan daging kambing domba yang berkualitas baik.



III.             PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakn dengan menguntungkan secara terus menerus.
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat.
Untuk itulah pentingnya analisis bisnis dan studi kelayakan usaha agar bisnis yang akan kita jalankan  sesuai dengan harapan kita dimasa yang akan datang.
3.2. Saran
Kita sebagai manusia tidak lipun dari kehilafan, maka dari itu penulis menyarankan kepada pembaca dan pendengar isi makalah ini, jika ada kesalahan dalam penulisan, bahasa maupun salah dalam mendefenisikan sesuatu hal mohon kritik dan saran yang bersifat membangun makalah ini untuk lebih baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar