Rabu, 01 Mei 2013

Studi Kelayakan Usaha Peternakan Kambing Peranakan Etawa



BAB I PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Riau memiliki lahan yang luas, lahan tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutukan hidup masyarakatnya, karena kehidupan manusia tidak akan terlepas dari lahan dan hanya dengan mengolah lahan, manusia akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Lahan sangat erat kaitannya dengan kebutuhan ekonomi, sehingga harus diperhatikan cara pemanfaatan lahan yang baik sebagai ruang hidup dan penggerak ekonomi.
Sebagaimana kita ketahui dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka, kebutuhan akan daging juga meningkat. Saat ini perkembangan populasi ternak kambing semakin meningkat. Jenis kambing yang ditemukan di Indonesia adalah Kambing Kacang dan Peranakan Etawa (PE), Kambing Kashmir, Angora, dan Saanen telah diperkenalkan namun hanya kambing Peranakan Etawa yang dapat beradaptasi dengan kondisi dan sistem pertanian di Indonesia.
Di Indonesia, hampir 90% kambing dipelihara untuk tujuan menghasilkan daging. Tentunya, kenyataan ini sangat ironis dengan fakta bahwa di negeri ini populasi peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) termasuk terbesar di dunia, dan seperti diketahui kambing Peranakan Etawa (PE) adalah kambing penghasil susu yang cukup potensial. Produksi susu kambing memberikan sumbangan sebesar 35% terhadap produksi susu di dunia.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang rencana bangunan fisik usaha ternak kambing etawa.

1.2.     Tujuan dan manfaat
ü  Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang perencaan pembangunan penernakan
ü  Mahasiswa dapat mengetahui rencana bangunan fisik usaha peternakan kambing Peranakan Etawa (PE)























BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Studi Kelayakan Usaha Peternakan Kambing Peranakan Etawa
Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi baik sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan, sehingga kita mengetahui berhasil atau tidaknya investasi yang telah ditanamkan. Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu (Umar 2005).
Menurut Soeharto (1999), Investasi dapat dilakukan oleh swasta maupun negara dengan motif keuntungan finansial ataupun keuntungan non finansial. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.  pemerintah dan lembaga nonprofit melihat apakah proyek bermanfaat bagi masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan yang melimpah, dan penghematan devisa. Semakin luas skala proyek maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun social semakin luas.
2.1.2.   Aspek-Aspek Analisis Kelayakan
            Aspek-aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis. Menurut Subagyo (2007), pembagian dan pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekundear.
 Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha yang terdiri dari : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak  lingkungan dan aspek sosial. Secara umum analisis kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial.
1) Aspek Pemasaran
a. Lokasi dan Sasaran Konsumen
Karena sifat usaha selama ini yang hanya sebagai usaha sampingan maka yang menjadi lokasi dan target pemasaran dari usaha ini adlah masyarkat disekitar perang. Kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah menjual kambing langsung ditempat usaha. Konsumen yang ingin membeli kambing dapat langsung datang ke tempat usaha, dikarenakan tempat usaha yang strategis dan mudah dijangkau.
b.Target pasar
produk dijual ke konsumen atau pelanggan dalam bentuk kambing domba hidup langsung ke pengelola hasil peternakan.
c. Karakteristik produk
program penggemukan ini akan diperoleh hasil akhir berupa kambing domba umur 9 bulan sampai 1 tahun dengan berat hidup 35 kg. karakteristik produk lebih dikonsentrasikan pada kambing domba hidup untuk qurban, aqiqah dan regular yang sesuai dengan standar Syar’I dan kesehatan masyarakat veteriner sehingga layak dan aman dikonsumsi.
d. Paket produk
·         paket hewan qurban : standar, jasa pengiriman, jasa penyembelihan dan pendistribusian
·         paket aqiqah : kambing domba ukuran kecil, sedang, besar dan paket pemasakan.    
·         paket regular : kambing dan domba untuk konsumsi




B. Rencana Pemasaran
1. Strategi Pasar
dalam hal pemasaran mengadakan kerja sama dengan perusahaan pengelola hasil peternakan dan restoran. Dimana konsumen dapat digolongkan dalam beberapa segmen yaitu:
·         konsumen dalam negeri
segmen ini merupakan segmen terbesar yang kebutuhan dagingnya kebanyakan dipenuhi dari pasokan dalam negeri yang masih kurang memperhatikan kualitas sebagai persyaratan kesehatan maupun selera.
·         konsumen asing
konsumen asing mencakup keluarga-keluarga diplomat, karyawan perusahaan asing dan sebagian turis, hal ini porsinya relative kecil dan tidak signifikan
·         konsumen industri
konsumen industri merupakan pembeli yang menggunakan daging untuk  kembali menjadi produk lain dan kemudian dijual lagi.

2. Penetapan harga
Harga yang ditawarkan bervariasi, disesuaikan dengan berat hidup. Harga standar untuk kambing domba Rp. 500.000,-/ekor, apabila dijual dalam bentuk karkas Rp. 40.000,-/kg (dengan prosentasi karkas 45%). Selain itu disediakan harga paket untuk pembelian skala besar dan paket promosi.
3. Promosi
Menggunakan berbagai media berupa brosur, spanduk, paket promosi melaui iklan, sebagai sponsor pada kegiatan entrepreuner, peternakan, kedokteran hewan dan kegiatan kemanusiaan



2.Aspek Manajemen
Dalam aspek manajemen ini hal-hal yang dianalisis antara lain
tentang masalah perijinan/aspek legalitas, kepemilikan, struktur organisasi
dan deskripsi pekerjaan.
·         Perijinan
Usaha ini belum memiliki perijinan bersifat legal, seperti Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), namun secara keseluruhan Namun ini merupakan usaha rakyat dan hanya perizinan dari oaring yang berwenang didaerah setempat
·         Kepemilikan
Usaha ini kemimilikan pribadi jadi semua resiko, keuntungan, kerugian ataupun hal lainnya nya tanggung jawab pemilik usaha ini\

3.  Aspek Finansial
         Analisis Usaha Peternakan Kambing Perah Peranakan Etawa (Pe)

            Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan kambing domba adalah sebagai berikut
·         per unit kandang berisi 20 ekor kambing PE
·         umur ekonomis kandang 9 tahun (3 periode pemeliharaan)
·         harga bibit/bakalan (umur 2,5 tahun) Rp.1.000.000/ekor dengan produksi 1 liter/ekor/hari
·         harga jual susu Rp. 20.000/liter
·         harga pupuk Rp. 1.000.000/periode pemeliharaan (3 tahun)
·         populasi kambing 20 ekor yang laktasi 16 ekor
·         umur afkir kambing 5,5 tahun

BIaya investasi

No
Uraian
Jumlah
1
Kandang
Rp.21.000.000
2
Peralatan
Rp. 1.500.000
3
Sewa Lahan
Rp.11.000.000
Total
Rp.33.500.000



C.BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 3 TAHUN
1. BIAYA TETAP
No
Uraian
Jumlah
1
Penyusutan Kandang
(Rp.21.000.000:3)
Rp.7.000.000
2
Penyusutan Peralatan
(Rp.1.500.000;3)
Rp.500.000
Total
Rp.7.500.000











2.BIAYA TIDAK TETAP

No
Uraian
Jumlah
1
Biaya bibit
(20 ekorxRp.1.000.000)
Rp.20.000.000
2
Hijauan Pakan Ternak
(dari lahan sendiri)
-
3
Pakan konsentrat
(200 grx20 ekorx1095hr) x 1.100
1000gr
Rp. 4.818.000
4
Obat-obatan
(20 ekorxRp.500x1095 hr)
Rp.10.950.000
5
Upah Tenaga Kerja
(3 orangxRp.800.000x36 bulan)
Rp.86.400.000
6
Listrik
(Rp.200.000x36 bulan)
Rp.7.200.000
7
Air
(Sumur)
-
8
Transport
(Rp. 500.000 x 36 bulan)
Rp.18.000.000
Total
Rp.147.368.000



 BIAYATOTAL:Rp.154.868.000
D.MODALUSAHA
Biaya investasi + biaya total = Rp.188.368.000,-
E.PENERIMAAN (HASIL USAHA)


NO
Produksi(ekor)
Harga
Jumlah
1
1 liter x 16 ekorx 1095 hr
Rp. 20.000/liter
Rp.350.400.000
2
Kotoran (pupuk)
Rp. 1.000.000
Rp.1.000.000
Total
Rp.351.400.000

         ANALISA LABA-RUGI
            Keuntungan = hasil usaha – biaya total = Rp. 196.532.000
         RETURN COST RATIO (R/C)
            R/C= Rp. 351.400.000   =  1,2
                      Rp.154.868.000
            Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha kambing perah layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C= 2,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 2.200,-
         ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL
            ROI = Rp. 197.032.000 = 1,2
                       Rp. 154.868.000
            Dari analisis B/C diperoleh nilai 1,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang dikeluarkan untuk usahja penggemukan kambing domba akan menghasilkan keuntungan Rp. 1.200,-


         ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL
             
            ROI = Rp.197.032.000  x 100%=104,5%
                       Rp. 188.368.000
         RATIO KEUNTUNGAN TERHADAP PENERIMAAN
            Rp.197.032.000 x 100%= 56%
                        Rp. 351.400.000
         ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP)
        BEP Produksi = Rp.154.868.000 = 7.743,4 liter
                                             Rp. 20.000
        BEP harga = Rp. 154.868.000 = Rp. 8.839,-
                                           17.520 liter
            dibulatkan Rp.8.850
            Usaha peternakan kambing perah tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika produksi susu sebanyak 7.743,4 liter atau harga susu per liter Rp. 8.850,-


2.2. Analisis Swot Usaha Peternakan Kambing Peranakan Etawa
             
         KEKUATAN (STRENGTH)
        ternak kambing dan domba jumlahnya cukup banyak dan mudah diperoleh.
        tenaga kerja tersedia
        obat-obatan tersia dengan baik
        tenaga dokter hewan ataupn dinas terkait mudah dijumpai
        kebutuhan asisten penelitian (tenaga ahli) yang memadai
         KELEMAHAN (WEAKNESS)
        tenaga kerja tidak mempunyai keterampilan yang memadai terutama dalam proses penggemukan
        kecanggihan teknologi produksi masih kurang
        ssarena promosi kurang
        Pemasaran nya masih sulit ditemukan
         PELUANG (OPPORTUNITY)
        permintaan akan ternak kambing domba sebgai hewan qurban oleh masyarakat umum. Sekolah, masjid dan lembaga professional pengelola qurban terus meningkat.
        adanya kredit modal usaha yang disediakan oleh pemerintah bagi usaha peternakan kecil dan menengah.
         ANCAMAN (THREATNESS)
        harga BBM yang meningkat mengakibatkan harga pakan meningkat sehingga biaya penggemukan terus meningkat.
        ancaman utama yang dihadapi oleh usaha ini adalah peternakan kambing yang telah dikenal konsumen sehingga mempunyai pangsa pasar yang sangat besar, pada umumnya peternakan ini bermodal besar dan mempunyai system manajemen yang baik sehingga menghasilkan daging kambing domba yang berkualitas baik.

2 komentar: