BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beternak ayam kampung banyak ditekuni masyarakat sejak jaman dulu
karena ayam kampung rasanya lebih enak dibanding ayam ras dan mempunyai nilai
ekonomi yang cendrung naik, memasarkannyapun lebih mudah karena banyak pembeli
yang biasa datang langsung ke rumah-rumah yang memelihara ayam kampung.
Perawatan Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras) tergolong mudah,
daya tahan hidupnya cukup tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah
serta banyak digemari masyarakat karena baik daging maupun telurnya memiliki
cita rasa yang lebih disukai dibandingkan ayam ras.
Secara umum, ayam kampung masih banyak dipelihara secara
ekstensif-tradisional atau umbaran walaupun sudah ada beberapa peternak yang
membudidayakannya secara intensif, namun jumlahnya masih sedikit. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah populasi ayam kampung yang jumlahnya lebih sedikit bila
dibandingkan ayam ras baik secara nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten
Bogor.
Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 populasi ayam
kampung atau ayam buras nasional baru mencapai 268.957.000 ekor , sementara
populasi ayam ras sudah mencapai 1.249.952.000 ekor . Untuk di kabupaten Bogor,
dinas peternakan provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 mencatat populasi ayam kampung
baru mencapai 1.318.299 ekor , sementara ayam ras sudah mencapai 15.771.780
ekor.
Rendahnya tingkat produksi ayam kampung disebabkan oleh beberapa
faktor seperti tingkat pertumbuhannya yang relatif lebih lambat bila
dibandingkan dengan ayam ras, terbatasnya manajemen pemeliharaan dan tingginya
variasi genetik pada ayam kampung itu sendiri sehingga masih banyak peternak
yang kurang membudidayakannya terutama untuk penghasil daging dan telur.
Padahal, bila ayam kampung ini dibudidayakan secara intensif dengan pemberian
pakan yang baik dan teratur, pertumbuhan ayam jauh lebih cepat dibandingkan
dengan pola pemeliharaan ala kadarnya atau umbaran.
Oleh karena itu, dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan
dan vaksin secara teratur serta menjaga kebersihan kandang maupun lingkungan
sekitarnya, pertumbuhan ayam kampung pedaging akan lebih cepat. Atas dasar itu,
beternak ayam kampung pedaging merupakan suatu peluang usaha yang cukup
menjanjikan.
B.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a.
Untuk memenuhi tugas Ilmu Dan Teknologi Produksi Ternak Unggas
b.
Untuk menambah pengetahuan tentang Budidaya Ayam Kampung Pedaging
C.
Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
a.
Bertambahnya pengetahuan
tentang Budidaya Ayam Kampung Pedaging
BAB II
PEMBAHASAN
Budidaya Ayam Kampung Pedaging
Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke
sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak
sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan
tetapi, kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan
menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem
intensif.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam
kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
A. Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu
usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara:
a.
Membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit
b.
Membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri atau membeli indukan
untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami
atau dengan bantuan mesin penetas.
Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai
kriteria sebagai berikut :
a.
Dapat berdiri tegap
b.
Sehat dan tidak cacat
c.
Mata bersinar
d.
Bulu bersih dan mengkilap
e.
Tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
B. Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30%
dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya
sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur
atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat,
dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur atau warung, roti BS, mie
instant remuk, bihun BS dan lain sebagainya, terpenting dalam menyusun atau
memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam
kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar
2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai
berikut :
a.
7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
b.
19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
c.
34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
d.
47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
e.
58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
f.
66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
g.
72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
h.
74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada
tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
C. Perkandangan
Syarat kandang
yang baik adalah sebagai berikut:
a.
Jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m.
b.
Tidak lembab
c.
Sinar matahari pagi dapat masuk
d.
Sirkulasi udara cukup baik.
Sebaiknya
memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar
angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan
kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity
dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak
itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai
produsen pembuatan obat.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam perkandangan adalah sebagai berikut:
a)
Ukuran kandang
Tidak ada
ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar
kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m.
Adapun yang
perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter
persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2
minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
b)
Bentuk kandang
Untuk bentuk
kandang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang
terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model
atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang
sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan
ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase
finisher (umur 5-8 minggu).
Pada fase
starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau
juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar
antara 30-32°C.
Pada fase
finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam
broiler
D. Manajemen
Pemeliharaan
Manajemen atau
tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu
usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang
berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen
pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung
bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a.
Ekstensif atau tradisional
(diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
b.
Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada
kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
c.
Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan
kesehatan dengan ketat. Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih
disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit.
E. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan ayam kampung dapat dilakukan
dengan cara melakukan pencegahan terhadap ayam agar tetap sehat dan mengobati
ayam apabila terserang penyakit. Pencegahan terhadap penyakit ayam kampung
dapat dilakukan dengan cara sanitasi, isolasi dan vaksinasi.
a.
Sanitasi
Sanitasi merupakan kegiatan usaha penjagaan
kesehatan melalui kebersihan. Sanitasi kandang, peralatan dan
lingkungannya bertujuan agar kandang dan peralatan tetap bersih,
bebas hama, mencegah penyakit yang mungkin ditimbulkan
dari pemeliharaan pada periode sebelumnya.
Dengan tindakan sanitasi tersebut diharapkan
kandang dan ayam dapat terjaga kesehatannya sehingga tingkat kematian
ayam karena penyakit dapat dicegah sehingga tidak terjadi penurunan produksi.
Kegiatan sanitasi yang perlu dilakukan meliputi
:
Ø
Pembersihan
terhadap kotoran ayam.
Ø
Menjaga alas
kandang (litter) tetap kering.
Ø
Pencucian
terhadap tempat pakan dan air minum
Ø
Kebersihan
terhadap pakan dan air minum agar tidak tercampur dan tercemar oleh
penyakit.
Ø
Mencucihamakan
(mendesinfektant) kandang
Ø
Membuang
segera ayam yang telah mati
b.
Isolasi
Isolasi yaitu pemisahan ayam yang
sakit dari yang sehat. Tujuannya untuk menghindari penularan
penyakit dari ternak yang sakit ke ternak
yang sehat dan memudahkan pengobatan.
Ayam sakit harus ditempatkan dalam kandang
tersendiri atau kandang karantina yang jauh dari ayam sehat.
Kegiatan isolasi antara lain :
Ø
Tidak
memelihara ayam yang berbeda umur dalam satu kandang ternak.
Ø
Para pengunjung
atau tamu tidak diperbolehkan masuk ke dalam kandang
Ø
Gudang untuk
litter dan peralatan lain ditempatkan sejauh mungkin dari kandang.
Ø
Menjaga
jangan sampai burung dari luar, lalat, tikus dan binatang lainnya
dapat masuk dan mengganggu ayam ayam.
Ø
Jika
ternak yang diisolasi sudah
sehat dapat dicampurkan lagi ke dalam kandang ternak yang
sehat.
c.
Vaksinasi
Vaksinasi yaitu usaha untuk memberikan
kekebalan pada ayam terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin
adalah suatu produk biologi yang berisi sejumlah mikroorganisme sebagai
penyebab suatu penyakit. Vaksinasi umumnya dilakukan untuk mencegah
serangan penyakit yang disebabkan virus.
Vaksin dapat berisii antara lain :
Ø Virus hidup (Vaksin aktif) adalah vaksin yang
berisi virus hidup yang telah dilemahkan, akan tumbuh dan berkembang biak
didalam tubuh ternak.
Ø Vaksin mati (Vaksin inaktif) adalah vaksin yang
berisi virus atau bibit penyakit
Mikroorganisme dalam vaksin akan mati apabila
disimpan pada suhu panas atau terkena sinar matahari langsung. Perlu
diperhatikan saat pengangkutan, waktu penyimpanan dalam suhu
rendah (2-8ºC) dan sampai saat vaksin digunakan. Ayam hanya
dapat membentuk kekebalan tubuh dengan dosis vaksin yang telah
ditetapkan.
Kebutuhan vaksinasi untuk
masing-masing daerah berlainan, dan pada umumnya vaksin yang
diperlukan adalah vaksin ND. Vaksinasi hanya dapat dilakukan untuk
ayam yang sehat saja dan disesuaikan dengan umurnya.
Program vaksinasi yang dilakukan untuk ayam
kampung pedaging dengan menggunakan vaksin (aktif + inaktif) sebagai berikut :
a)
Umur 4 hari,
vaksin ND IB melalui tetes dan 0.3 cc ND AI dengan injeksi dibawah kulit (Sub
Cutan)
b)
Umur 12 hari,
vaksin gumboro (IBD) melalui air minum.
Beberapa hal yang harus diperhatikan apabila melakukan
vaksinasi melalui air minum, antara lain :
Ø Kosongkan tempat minum 1 – 2 jam sebelum
melakukan vaksinasi atau dipuasakan.
Ø Bersihkan tempat minum dari segala kotoran,
tetapi jangan menggunakan bahan sanitasi atau desinfektan, karena kedua
bahan tersebut dapat melemahkan bahkan mematikan efektivitas atau
aktivitas vaksin.
Ø Untuk membuat larutan vaksin harus digunakan
air bersih dan tempat mencampurnya dari plastik yang bersih.
Ø Penyimpanan dan penggunaan
vaksin harus hati-hati.
Ø Simpanlah pada suhu yang dianjurkan dan
hindarkan dari panas atau sinar matahari langsung
Ø Jangan menggunakan vaksin yang sudah lewat
batas penggunaan atau kadaluwarsa.
Ø Berikan dengan dosis yang sudah ditentukan
Ø Bakarlah atau musnahkan semua sisa dan kemasan
vaksin
Ø Berikan tempat minum yang cukup, sehingga semua
ayam mendapat minum.
Ø Bila air yang mengandung vaksin sudah habis,
segera tambahkan air minum yang masih segar.
c)
Umur 36 hari,
vaksin ND AI dengan injeksi intra muskular.
F.
Macam-Macam
Penyakit
Berikut
kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung
:
a) Tetelo
(ND)
v Penyebab
: paramyxivirus
v Gejala
: ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar putar, kelumpuhan pada
kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
v Pencegahan
: vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND
maka harus dibakar.
v Pengobatan
: belum ada
b) Gumboro
(gumboro disease)
v Penyebab
: virus
v Gejala
: ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu,
lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
v Pencegahan
: vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
v Pengobatan
: belum ada
c) Penyakit
cacing ayam (worm disease)
v Penyebab
: Cacing
v Gejala
: pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
v Pencegahan
: pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian
litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk
semang perantara.
v Pengobatan
: pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin,
sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d) Berak
kapur (Pullorum)
v Penyebab
: Bakteri Salmonella pullorum
v Gejala
: anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada
bulu-bulu disekitar anus
v Pencegahan
: mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin
penetas dan kandang
v Pengobatan
: noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
e) Berak
darah (Coccidiosis)
v Penyebab
: protozoa Eimeria sp.
v Gejala
: anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya
coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi
atau sudut kandang.
v Pencegahan
: mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa
juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
v Pengobatan
: noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya.
G. Melakukan Pencatatan Atau Recording
Pencatatan merupakan kegiatan
pengadminis-trasian dalam usaha peternakan ayam kampung yang sangat diperlukan
dalam usaha peternakan tersebut. Manfaat dari pencatatan adalah dapat memantau
semua kegiatan teknis usaha, dapat mengetahui tingkat keberhasilan atau
kegagalan usaha dan dapat untuk melakukan evaluasi serta tindak lanjut
pengembangan usaha tersebut.
Format Recording dapat diperoleh dari suatu
industri atau perusahaan peternakan dan dapat dibuat sendiri. Biasanya recording
berisi :
Ø Nama farm
Ø Penanggung jawab farm
Ø Identitas kandang, dapat berupa nama kandang
atau nomor kandang
Ø Tanggal penerimaan DOC
Ø Tanggal menetas DOC
Ø Strain/jenis/galur
Ø Jumlah DOC
Ø Rata-rata Berat Badan (BB) DOC
Ø Waktu (minggu dan hari)
Ø Jumlah populasi ayam (ayam mati, ayam hidup)
Ø Jenis dan jumlah pakan yang diberikan
Ø Jenis dan dosis vitamin, obat-obatan dan vaksin
yang diberikan
Ø Rata-rata BB mingguan (g/ekor)
Ø Jumlah ayam yang dipanen
Ø Rata-rata BB akhir.
H. Melakukan Pemanenan
Ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan waktu pemanenan ayam pedaging, yaitu :
a.
Bobot badan
akhir
b.
Lama
pemeliharaan
c.
Harga jual, dan
d.
Kesehatan ayam.
Apabila ayam yang dipelihara
di dalam pakannya dengan campuran atau tambahan antibiotik, maka
1 – 2 minggu sebelum dipanen hendaknya pemberian antibiotik ini
dihentikan. Hal ini dikhawatirkan penggunaan antibiotik yang berlebihan
akan berpengaruh terhadap daging ayam. Bila daging ayam
ini dikonsumsi manusia dikhawatirkan akan terjadi penimbunan sedikit demi
sedikit yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan manusia. Meskipun sebenarnya
hal tersebut masih sulit untuk dibuktikan akan kebenarannya.
Pada saat ayam dipanen, ada 2 hal yang
perlu diperhatikan, yaitu cara penangkapan dan pengangkutannya. Untuk
mendapatkan hasil yang baik ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai
pedoman, yaitu
Ø Peralatan kandang dikeluarkan terlebih dahulu,
sehingga memudahkan dalam penangkapn ayam, kemudian
kawat sekat.
Ø Hindarkan perlakuan kasar
Ø Sebagai tempat menarik ayam sebaiknya digunakan
tempat (krat) yang tidak melukai ayam
Ø Dalam setiap pengangkutan
hendaklah secukupnya saja tidak terlalu padat.
I.
Pemasaran
Pemasaran ayam
kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi,
harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, namun produksi masih
terbatas.
Ayam kampung
dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga,
pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang
membutuhkan pasokan ayam kampung ini.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai
berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, bulu
bersih dan mengkilap dan tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak,
jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur atau warung, roti BS, mie instant
remuk, bihun BS dan lain sebagainya, terpenting dalam menyusun atau memberikan
ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu
protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Syarat kandang
yang baik adalah sebagai berikut: jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m,
tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk, sirkulasi udara cukup baik.
Sistem
pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu : ekstensif atau tradisional (diumbar), semi intensif
(disediakan kandang dengan halaman berpagar, intensif (dikandangkan seperti
ayam ras).
Menjaga kesehatan ayam kampung dapat dilakukan
dengan cara melakukan pencegahan terhadap ayam agar tetap sehat dan mengobati
ayam apabila terserang penyakit
Berikut
kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung
: tetelo (ND), gumboro (gumboro disease), penyakit cacing ayam (worm disease), berak
kapur (Pullorum), berak darah (Coccidiosis)
Format recording dapat diperoleh dari suatu
industri atau perusahaan peternakan dan dapat dibuat sendiri. Biasanya recording
berisi : nama farm, penanggung jawab farm, identitas kandang, dapat berupa nama
kandang atau nomor kandang, tanggal penerimaan DOC, tanggal menetas DOC, strain/jenis/galur,
jumlah DOC, rata-rata berat badan (BB) DOC, waktu (minggu dan hari), jumlah
populasi ayam (ayam mati, ayam hidup), jenis dan jumlah pakan yang diberikan, jenis
dan dosis vitamin, obat-obatan dan vaksin yang diberikan, rata-rata BB mingguan
(g/ekor), jumlah ayam yang dipanen dan rata-rata BB akhir.
Ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan waktu pemanenan ayam pedaging, yaitu : bobot badan akhir, lama
pemeliharaan, harga jual dan kesehatan ayam.
Pada saat ayam dipanen, ada 2 hal yang
perlu diperhatikan, yaitu cara penangkapan dan pengangkutannya.
Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah
karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih
tergolong tinggi dan stabil, namun produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat
dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas).
B.
Saran
Saran kami yaitu bahwa budidaya ayam kampung
pedaging tidaklah sesulit yang kita bayangkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://peternakan.umm.ac.id/en/umm-news-2455-cara-beternak-ayam-kampung-pedaging.html
http://agroindustrialtechnologydotcom.wordpress.com/2012/03/12/proposal-usaha-peternakan-ayam-kampung-pedaging/
mantap
BalasHapusPUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan BIOFAST untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
Manfaat Pemberian Mangga Muda Pada Ayam Aduan
BalasHapus