Rabu, 24 April 2013

BUDIDAYA AYAM KAMPUNG PEDAGING


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Beternak ayam kampung banyak ditekuni masyarakat sejak jaman dulu karena ayam kampung rasanya lebih enak dibanding ayam ras dan mempunyai nilai ekonomi yang cendrung naik, memasarkannyapun lebih mudah karena banyak pembeli yang biasa datang langsung ke rumah-rumah yang memelihara ayam kampung.
Perawatan Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras) tergolong mudah, daya tahan hidupnya cukup tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah serta banyak digemari masyarakat karena baik daging maupun telurnya memiliki cita rasa yang lebih disukai dibandingkan ayam ras.
Secara umum, ayam kampung masih banyak dipelihara secara ekstensif-tradisional atau umbaran walaupun sudah ada beberapa peternak yang membudidayakannya secara intensif, namun jumlahnya masih sedikit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah populasi ayam kampung yang jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan ayam ras baik secara nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten Bogor.
Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 populasi ayam kampung atau ayam buras nasional baru mencapai 268.957.000 ekor , sementara populasi ayam ras sudah mencapai 1.249.952.000 ekor . Untuk di kabupaten Bogor, dinas peternakan provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 mencatat populasi ayam kampung baru mencapai 1.318.299 ekor , sementara ayam ras sudah mencapai 15.771.780 ekor.
Rendahnya tingkat produksi ayam kampung disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pertumbuhannya yang relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan ayam ras, terbatasnya manajemen pemeliharaan dan tingginya variasi genetik pada ayam kampung itu sendiri sehingga masih banyak peternak yang kurang membudidayakannya terutama untuk penghasil daging dan telur. Padahal, bila ayam kampung ini dibudidayakan secara intensif dengan pemberian pakan yang baik dan teratur, pertumbuhan ayam jauh lebih cepat dibandingkan dengan pola pemeliharaan ala kadarnya atau umbaran.
Oleh karena itu, dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan dan vaksin secara teratur serta menjaga kebersihan kandang maupun lingkungan sekitarnya, pertumbuhan ayam kampung pedaging akan lebih cepat. Atas dasar itu, beternak ayam kampung pedaging merupakan suatu peluang usaha yang cukup menjanjikan.
B.  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a.    Untuk memenuhi tugas Ilmu Dan Teknologi Produksi Ternak Unggas
b.    Untuk menambah pengetahuan tentang Budidaya Ayam Kampung Pedaging
C.  Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
a.     Bertambahnya pengetahuan tentang Budidaya Ayam Kampung Pedaging


BAB II
PEMBAHASAN
Budidaya Ayam Kampung Pedaging
Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi, kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
A.  Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara:
a.    Membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit
b.    Membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas.
Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut :
a.    Dapat berdiri tegap
b.    Sehat dan tidak cacat
c.    Mata bersinar
d.   Bulu bersih dan mengkilap
e.    Tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
B.  Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur atau warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS dan lain sebagainya, terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
a.    7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
b.    19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
c.    34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
d.   47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
e.    58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
f.     66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
g.    72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
h.    74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
C.  Perkandangan
Syarat kandang yang baik adalah sebagai berikut:
a.    Jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m.
b.    Tidak lembab
c.    Sinar matahari pagi dapat masuk
d.   Sirkulasi udara cukup baik.
Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perkandangan adalah sebagai berikut:
a)    Ukuran kandang
Tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m.
Adapun yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.

b)   Bentuk kandang
Untuk bentuk kandang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu).
Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C.
Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler
D.  Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a.    Ekstensif  atau tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
b.    Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
c.    Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat. Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit.
E.  Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan ayam kampung dapat dilakukan dengan cara melakukan pencegahan terhadap ayam agar tetap sehat dan mengobati ayam apabila terserang penyakit. Pencegahan terhadap penyakit ayam kampung dapat dilakukan dengan cara sanitasi, isolasi dan vaksinasi.
a.    Sanitasi
Sanitasi merupakan kegiatan usaha penjagaan kesehatan melalui kebersihan. Sanitasi kandang,  peralatan dan lingkungannya bertujuan agar kandang dan peralatan  tetap bersih,  bebas  hama, mencegah penyakit yang  mungkin ditimbulkan  dari pemeliharaan pada  periode sebelumnya.
Dengan tindakan sanitasi tersebut diharapkan kandang  dan ayam dapat terjaga kesehatannya sehingga tingkat kematian ayam karena penyakit dapat dicegah sehingga tidak terjadi penurunan produksi.
Kegiatan sanitasi yang perlu dilakukan meliputi :
Ø Pembersihan terhadap kotoran ayam.
Ø Menjaga alas kandang (litter) tetap kering.
Ø Pencucian terhadap tempat pakan dan air minum
Ø Kebersihan terhadap pakan dan air minum agar tidak tercampur dan   tercemar oleh penyakit.
Ø Mencucihamakan (mendesinfektant) kandang
Ø Membuang segera  ayam  yang  telah mati
b.   Isolasi
Isolasi  yaitu  pemisahan ayam yang  sakit  dari yang sehat. Tujuannya untuk menghindari penularan  penyakit dari   ternak  yang  sakit  ke ternak  yang sehat dan memudahkan pengobatan.
Ayam sakit harus ditempatkan dalam kandang tersendiri atau kandang karantina yang jauh dari ayam sehat. 
Kegiatan isolasi antara lain :
Ø Tidak memelihara ayam yang berbeda umur dalam satu kandang ternak.
Ø Para pengunjung atau tamu tidak diperbolehkan masuk  ke  dalam kandang
Ø Gudang untuk litter dan peralatan lain  ditempatkan  sejauh mungkin dari kandang.
Ø Menjaga  jangan  sampai burung dari luar, lalat, tikus dan  binatang lainnya dapat  masuk dan mengganggu  ayam  ayam.
Ø Jika   ternak   yang  diisolasi   sudah   sehat dapat dicampurkan lagi ke dalam  kandang ternak yang sehat.
c.    Vaksinasi
Vaksinasi yaitu usaha untuk memberikan kekebalan  pada ayam terhadap penyakit tertentu.  Sedangkan vaksin adalah suatu produk biologi yang berisi sejumlah mikroorganisme sebagai penyebab suatu penyakit. Vaksinasi umumnya dilakukan untuk mencegah   serangan penyakit   yang disebabkan virus.


Vaksin dapat berisii antara  lain  :
Ø Virus hidup (Vaksin aktif) adalah vaksin yang berisi virus hidup yang telah dilemahkan, akan tumbuh  dan berkembang biak didalam tubuh ternak.
Ø Vaksin mati (Vaksin inaktif) adalah vaksin yang berisi virus atau bibit penyakit
Mikroorganisme dalam vaksin akan mati apabila disimpan pada suhu panas atau terkena sinar matahari langsung. Perlu  diperhatikan  saat pengangkutan, waktu penyimpanan dalam  suhu rendah (2-8ºC) dan sampai  saat  vaksin digunakan. Ayam  hanya dapat membentuk  kekebalan  tubuh dengan dosis vaksin yang telah ditetapkan. 
Kebutuhan vaksinasi   untuk   masing-masing daerah berlainan, dan pada umumnya vaksin yang diperlukan adalah vaksin ND. Vaksinasi hanya dapat dilakukan  untuk  ayam yang  sehat saja dan disesuaikan dengan  umurnya.
Program vaksinasi yang dilakukan untuk ayam kampung pedaging dengan menggunakan vaksin (aktif + inaktif) sebagai berikut :
a)    Umur 4 hari, vaksin ND IB melalui tetes dan 0.3 cc ND AI dengan injeksi dibawah kulit (Sub Cutan)
b)   Umur 12 hari, vaksin gumboro (IBD) melalui air minum.
Beberapa hal yang harus diperhatikan apabila melakukan vaksinasi melalui air minum, antara lain :
Ø Kosongkan tempat minum 1 – 2 jam sebelum melakukan vaksinasi atau dipuasakan.
Ø Bersihkan tempat minum dari segala kotoran, tetapi jangan menggunakan bahan sanitasi atau desinfektan, karena kedua  bahan tersebut dapat melemahkan  bahkan mematikan efektivitas atau aktivitas vaksin.
Ø Untuk membuat larutan vaksin harus digunakan air  bersih dan tempat mencampurnya dari plastik yang bersih.
Ø Penyimpanan dan  penggunaan  vaksin  harus hati-hati.
Ø Simpanlah pada suhu yang dianjurkan dan hindarkan dari panas atau sinar matahari  langsung
Ø Jangan menggunakan vaksin yang sudah lewat batas penggunaan atau kadaluwarsa.
Ø Berikan dengan dosis yang sudah ditentukan
Ø Bakarlah atau musnahkan semua sisa dan kemasan vaksin
Ø Berikan tempat minum yang cukup, sehingga semua  ayam mendapat minum.
Ø Bila air yang mengandung vaksin sudah habis, segera tambahkan air minum yang masih segar.
c)    Umur 36 hari, vaksin ND AI dengan injeksi intra muskular.
F.   Macam-Macam Penyakit
Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a)    Tetelo (ND)
v Penyebab : paramyxivirus
v Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
v Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
v Pengobatan : belum ada
b)   Gumboro (gumboro disease)
v Penyebab : virus
v Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
v Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
v Pengobatan : belum ada
c)    Penyakit cacing ayam (worm disease)
v Penyebab : Cacing
v Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
v Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
v Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d)   Berak kapur (Pullorum)
v Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
v Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
v Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
v Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn  atau lainnya
e)    Berak darah (Coccidiosis)
v Penyebab : protozoa Eimeria sp.
v Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
v Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
v Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya.
G. Melakukan Pencatatan Atau Recording
Pencatatan merupakan kegiatan pengadminis-trasian dalam usaha peternakan ayam kampung yang sangat diperlukan dalam usaha peternakan tersebut. Manfaat dari pencatatan adalah dapat memantau semua kegiatan teknis usaha, dapat mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan usaha dan dapat untuk melakukan evaluasi serta tindak lanjut pengembangan usaha tersebut.
Format Recording dapat diperoleh dari suatu industri atau perusahaan peternakan dan dapat dibuat sendiri.  Biasanya recording berisi :
Ø Nama farm
Ø Penanggung jawab farm
Ø Identitas kandang, dapat berupa nama kandang atau nomor kandang
Ø Tanggal penerimaan DOC
Ø Tanggal menetas DOC
Ø Strain/jenis/galur
Ø Jumlah DOC
Ø Rata-rata Berat Badan (BB) DOC
Ø Waktu (minggu dan hari)
Ø Jumlah populasi ayam (ayam mati, ayam hidup)
Ø Jenis dan jumlah pakan yang diberikan
Ø Jenis dan dosis vitamin, obat-obatan dan vaksin yang diberikan
Ø Rata-rata BB mingguan (g/ekor)
Ø Jumlah ayam yang dipanen
Ø Rata-rata BB akhir.
H.  Melakukan Pemanenan
Ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu pemanenan ayam  pedaging, yaitu :
a.    Bobot badan akhir
b.    Lama pemeliharaan
c.    Harga jual, dan
d.   Kesehatan ayam.
Apabila   ayam  yang dipelihara   di dalam pakannya dengan campuran atau tambahan antibiotik, maka  1 – 2 minggu sebelum dipanen hendaknya pemberian antibiotik ini dihentikan. Hal ini dikhawatirkan penggunaan antibiotik yang berlebihan  akan berpengaruh terhadap  daging ayam.  Bila daging ayam  ini dikonsumsi manusia dikhawatirkan akan terjadi penimbunan sedikit demi sedikit yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan manusia. Meskipun sebenarnya  hal  tersebut masih sulit  untuk dibuktikan akan kebenarannya.
Pada saat ayam dipanen, ada 2 hal yang  perlu diperhatikan, yaitu cara penangkapan dan pengangkutannya. Untuk  mendapatkan hasil yang baik ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pedoman, yaitu
Ø Peralatan kandang dikeluarkan terlebih dahulu, sehingga memudahkan dalam penangkapn ayam,  kemudian   kawat   sekat.
Ø Hindarkan perlakuan kasar
Ø Sebagai tempat menarik ayam sebaiknya digunakan  tempat  (krat) yang tidak  melukai ayam
Ø Dalam setiap  pengangkutan  hendaklah  secukupnya  saja   tidak terlalu  padat.
I.     Pemasaran
Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, namun produksi masih terbatas.
Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, bulu bersih dan mengkilap dan tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur atau warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS dan lain sebagainya, terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Syarat kandang yang baik adalah sebagai berikut: jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk, sirkulasi udara cukup baik.
Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu : ekstensif  atau tradisional (diumbar), semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar, intensif (dikandangkan seperti ayam ras).
Menjaga kesehatan ayam kampung dapat dilakukan dengan cara melakukan pencegahan terhadap ayam agar tetap sehat dan mengobati ayam apabila terserang penyakit
Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung : tetelo (ND), gumboro (gumboro disease), penyakit cacing ayam (worm disease), berak kapur (Pullorum), berak darah (Coccidiosis)
Format recording dapat diperoleh dari suatu industri atau perusahaan peternakan dan dapat dibuat sendiri.  Biasanya recording berisi : nama farm, penanggung jawab farm, identitas kandang, dapat berupa nama kandang atau nomor kandang, tanggal penerimaan DOC, tanggal menetas DOC, strain/jenis/galur, jumlah DOC, rata-rata berat badan (BB) DOC, waktu (minggu dan hari), jumlah populasi ayam (ayam mati, ayam hidup), jenis dan jumlah pakan yang diberikan, jenis dan dosis vitamin, obat-obatan dan vaksin yang diberikan, rata-rata BB mingguan (g/ekor), jumlah ayam yang dipanen dan rata-rata BB akhir.
Ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu pemanenan ayam  pedaging, yaitu : bobot badan akhir, lama pemeliharaan, harga jual dan kesehatan ayam.
Pada saat ayam dipanen, ada 2 hal yang  perlu diperhatikan, yaitu cara penangkapan dan pengangkutannya.
Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, namun produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas).
B.  Saran
Saran kami yaitu bahwa budidaya ayam kampung pedaging tidaklah sesulit yang kita bayangkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://peternakan.umm.ac.id/en/umm-news-2455-cara-beternak-ayam-kampung-pedaging.html
 
http://agroindustrialtechnologydotcom.wordpress.com/2012/03/12/proposal-usaha-peternakan-ayam-kampung-pedaging/
 
 



3 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan BIOFAST untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus