BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengetahuan tentang umur
pada suatu peternakan sapi mempunyai arti penting, karena berhubungan dengan
biaya dan waktu hewan tersebut masih bisa dipelihara. Penafsiran umur ini dapat
dilihat menggunakan metode pengamatan pada pergantian dan keterasahan gigi
seri, wawancara dengan pemillik ternak, recording, mengamati saat jatuhnya tali
pusar, dan munculnya cincin tanduk serta melihat pertumbuhan bulu dan tingkah
lakunya.
Penampilan ternak saat hidup mencerminkan produksi dan
kualitas karkasnya. Ketepatan penaksir dalam menaksir nilai ternak tergantung
pada pengetahuan penaksir dan kemampuan menterjemahkan keadaan dari ternak itu.
Keadaan ternak yang perlu mendapat perhatian pada saat menaksir pro-duktivitas
ternak adalah umur dan berat, pengaruh kelamin, perdagingan, derajat kegemukan
dan persentase karkas.
Pada dasarnya penilaian ternak dilaksanakan berdasarkan atas
apa yang terlihat dari segi penampilannya saja dan kadang-kadang terdapat
hal-hal yang oleh peternak dianggap sangat penting, akan tetapi ahli genetika
berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap
potensi perkembangbiakan atau produksi. Oleh karena itu, dalam penentuan
seleksi ternak sebaiknya kedua cara penilaian digunakan. Jadi selalu ternak
ternak tersebut mempunyai kedudukan urut atau rangking tertinggi berdasarkan
nilai rekor performanya, juga baik dalam memenuhi persyaratan secara fisik.
Untuk menilai ternak diantaranya harus mengenal
bagian-bagian dari tubuh sapi serta konformasi tubuh yang ideal. Ternak yang
dinilai harus sehat dan baik sesuai dengan jenis bangsanya, bagus ukuran
tubuhnya, seluruh bagian tubuh harus berpadu dengan rata, harus feminin dan
tidak kasar. Dengan demikian, maka kita dapat menentukan perbandingan antara
kondisi sapi yang ideal dengan kondisi sapi yang akan kita nilai. Bagian-bagian
tubuh sapi yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi yang
akan dihasilkannya.
1.2
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini yaitu agar
mahasiswa dapat mengetah mengetahui ukuran-ukuran tubuh pada ternak.
1.3
Manfaat
Dengan mengetahui ukuran-ukuran tubuh pada ternak kita dapat
mengidentifikasi bobot badan pada ternak tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Supiyono (1995), eksterior atau tilik ternak adalah
suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk menentukan atau
meramalkan prestasi dari suatu ternak. Sesuai tujuan pemeliharaan sekaligus
untuk menilai tingkat pemurnian bangsa ternak dan merupakan alat bantu
pelaksanaan program seleksi ternak dalam rangka perbaikan mutu genetik kelompok
ternak.
Untuk melakukan penilaian terhadap hasil karkas, perlu
dipelajari dan diketahui terlebih dahulu tentang pembagian karkas api. Sebab dengan
mengetahui pembagian karkas tersebut, para peternak ataupun tukang potong akan
mampu melakukan penilaian dengan betul.
Untuk menentukan bakalan yang akan dipilih dalam usaha
penggemukan, dapat ditentukan berdasarkan penampilan sapi dengan melakukan penilaian/scoring.
Dimana dengan skor tubuh 1, terlihat tidak adanya lemak pada pangkal ekor
dan iga pendek, sapi dengan penampilan seperti itu dapat dikatakan terlalu
kurus, bermutu rendah dan mungin sebelumnya pernah sakit. Sapi dengan iga
pendek terlihat dan terasa sudah agak tumpul, pada pangkal ekor terhadap
sedikit lemak mendapatkan skor tubuh 2, dengan mutu yang cukup. Sapi dengan
skor tubuh 3, iga pendek sulit untuk dirasakan, pangkal ekor mulai gemuk, dan
kantong pelir sudah mulai terisi. Sapi dengan skor tubuh 4, telah mencapai
tingkat gemuk sehingga penambahan berat badan selanjutnya akan menjadi mahal
dan tidak menguntungkan (Nguntoronadi, 2010).
Penilaian ini untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir
melalui perabaan yang dirasakan melalui ketipisan, kerapatan, serta
perlemakannya. Bagian-bagian daerah perabaan pada penilaian (judging) ternak
sapi meliputi ; bagian rusuk, bagian Tranversusprocessus pada tulang
belakang, bagian pangkal ekor, bagian bidang bahu. Penilaian tersebut dilakukan
pada setiap individu ternak sapi yang akan dipilih dengan cara mengisihkan skor
yang sesuai dengan penilaian melalui pengamatan, pandangan dan perabaan. Dalam
hal ini penilaian harus dilakukan sesubjektif mungkin. Untuk menunjang hasil
yang lebih akurat, penilaian tersebut lazimnya dilengkapi lagi dengan
pengukuran bagian-bagian tubuh yaitu tinggi pundak/ gumba, panjang badan,
lingkar dada dan dalam dada (Todingan, 2010).
BAB III
METODOLOGI
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan dalam menilik ternak adalah alat tulis menulis sedangkan bahan yang
bisa di gunakan menilik ini adalah ternak sapi jantan dan betina yang berada di
padang rumput dan bisa disekitar lingkungan kita.
3.3 Prosedur Kerja
1) Mengamati ternak sapi jantan dan
betina berdasarkan panjang badan, tinggi gumba, tinggi punggung/ kemudi, tinggi
pinggul, lingkar dada, dalam dada, serta lebar dada pada ternak tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun
Hasil Pengamatan adalah sebagai berikut :
Sapi
|
Berat
Badan
|
Lingkar
Dada
|
Panjang
Badan
|
Tinggi
Gumba
|
Tinggi
Punggung
|
Leber
Dada
|
Dalam
Dada
|
1
|
182,5
kg
|
148
cm
|
119
cm
|
112
cm
|
116
cm
|
36
cm
|
65
cm
|
2
|
169
kg
|
145
cm
|
111
cm
|
108
cm
|
111
cm
|
34
cm
|
61
cm
|
3
|
172.
kg
|
140
cm
|
118
cm
|
111
cm
|
110
cm
|
34
cm
|
63
cm
|
4
|
169
kg
|
142
cm
|
107
cm
|
111
cm
|
110
cm
|
32
cm
|
65
cm
|
5
|
226.5
kg
|
156
cm
|
119
cm
|
114
cm
|
116
cm
|
37
cm
|
66
cm
|
6
|
192.5
kg
|
145
cm
|
121
cm
|
111
cm
|
107
cm
|
38
cm
|
64
cm
|
7
|
223
kg
|
154
cm
|
113
cm
|
112
cm
|
110
cm
|
33
cm
|
66
cm
|
8
|
229
kg
|
146
cm
|
116
cm
|
107
cm
|
112
cm
|
35
cm
|
67
cm
|
4.2 Pembahasan
Dalam pengukuran, disarankan berdiri dengan jarak 2 meter
dari sapi yang akan diukur. Selanjutnya, memulai pengukuran dari
depan kemudian mengitari sisi sebelah kiri dan kanan mengelilingi seluruh tubuh
hewan.
Didalam pengukuran ini harus
dibedakan hewan produksi daging dan ternak bibit calon pengganti.
Pengukuran ternak bibit calon pengganti harus dilakukan lebih cermat dibanding
hewan produksi. Sebab, hewan bibit dipakai lebih lama sebagai induk dari
beberapa generasi, sedangkan hewan produksi dipakai selama satu periode proses
penggemukan saja.
Pengukuran ternak sapi yang kami lakukan adalah pada daerah-daerah tertentu
saja seperti tinggi gumba, tinggi kemudi, dalam dan lebar dada, panjang tubuh,
panjang tungging dan sebagainya.
1) Ukuran Tinggi
Tinggi gumba
merupakan ukuran tinggi sapi. Cara pengukuran kita lakukan dari bagian
tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak lurus. Tinggi punggung atau
kemudi yang tertinggi ke tanah mengikuti garis tegak lurus.
2) Ukuran lebar dada
Lebar dada
adalah jarak antara sendi bahu kiri dan kanan. Cara pengukuran kita lakukan
dengan menarik garis horizontal antara tepi luar sendi bahu kiri dan
kanan, atau antara rusuk kiri dan kanan yang diukur di belakang tulang
belikat.
Lebar kemudi
adalah jarak antara tepi sendi paha kiri dan kanan. Cra pengukuran kita lakukan
dengan menarik garis horizontal daari tepi luar sendi paha kiri dan kanan.
3) Ukuran Besar
Ukuran ini
merupakan besarnya tubuh sapi yang bersangkutan yang diukur melalui lingkar
dada. Cara pengukuran kita lakukan dengan menggunakan pita ukur atau
rafiah mengikuti lingkar dada atau tubuh dibelakang bahu melewati gumba.
Dan, pada sapi berponuk, pengukurannya tepat dibelakang ponok.
4) Ukuran Panjang
Panjang badan
merupakan jarak antara tepi depan sendi bahu dan tepi belakang tulang tapis.
Cara pengukuran kita lakukan dengan menarik garis horizontal dari tepi depan
sendi bahu sampai ke tepi belakang tulang tapis.
Panjang tungging merupakan jarak antara muka pangkal paha sampai tepi belakang
tulang tapis. Cara pengukuran dilakukan dengan menarik garis horizontal dari
tepi luar pangkal pah sampai ke belakng tulang tapis.
Ket. Gambar Pengukuran Panjang Badan
Pertumbuhan gigi seri seekor ternak dapat digunakan untuk
pendugaan umur ternak berdasarkan pertumbuhan gigi seri. Pendugaan umur
berdasarkan gigi seri dapat digunakan pada ternak umur satu sampai enam tahun.
Gigi seri susu dalam tanggal, ternak sapi tersebut berumur 1,5 tahun. Gigi
lebar dua buah tumbuh sempurna, ternak berumur 1,9 tahun. Gigi seri susu dalam
tanggal, ternak sapi berumur 2,3 tahun. Gigi lebar empat buah tumbuh sempurna,
ternak sapi berumur 2,5 tahun. Gigi susu tengah luar tanggal, ternak sapi
berumur 2,9 tahun. Gigi lebar enam buah tumbuh sempurna, ternak sapi berumur 3
tahun. Gigi seri ujung tanggal, ternak sapi berumur 3,5 tahun. Semua gigi seri
lebar sudah kelihatan, ternak sapi berumur 3,9 tahun. Pergantian gigi seri
selesai, berumur 4 tahun. Gigi ujung memperlihatkan tanda-tanda pergeseran
bedang berasah pada gigi dalam berurutan ke gigi tengah luar bertambah lebar,
tiga cicin tanduk, ternak sapi berumur 5 tahun.
BAB V
PENUTUP
Pemilihan bibit berdasarkan penilaian postur tubuh seekor
ternak akan semakin menyakinkan bila kita lanjutkan dengan pengukuran bagian –
bagian tertentu seperti panjang tubuh/badan, lebar dan dalam dada, lingkar
dada, dan tinggi punggung.
Bobot badan ternak sapi selain dengan cara menimbang dapat
juga diperoleh dengan cara mengukur lingkar dada dan panjang badan ternak sapi tersebut,
dan mempunyai hubungan yang linear. Antara besar lingkar dada dengan bobot
badan ternak sapi terdapat korelasi yang positif. Selain itu, penentuan bobot
fisik tubuh ternak sapi juga dapat digunakan untuk mengkalkulasi berat karkas
pada ternak sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.
2010. Penilaian Eksterior Tubuh. http://webcache.googleusercontent.
wordpress.com/2008/01/10/penilaian-eksterior-tubuh ternak/TILIK+TERNAK&
&gl=id.
Sudarmono. A. S., 2008. Sapi
Potong.Penebar Swadaya. Jakarta.
Todingan,
Lambe. 2010. Pemilihan Dan Penilaian Ternak Sapi Potong Calon Bibit. http://disnaksulsel.info. Sulawesi Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar